Kisah Nenek Pemulung yang Tinggal Sendiri di Gubuk Reyot
Nenek, tinggal dirumah yang terbilang tidak layak huni. Tampak bangunanya rumahnya, berdinding papan dan atap yang sudah reyot.
Penulis: Zulkifli | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Rona, nenek lanjut usia asal Desa Baning Kota, tepatnya di Jl Dharma Putra, Gg Suaka ini harus bertahan hidup seorang diri di gubuk yang sudah tak layak huni. Diusianya yang tak muda lagi, ia menyambung hidup, sebagai pemulung barang bekas.
Nek Rona menceritakan ia sudah dua tahun terakhir menempati rumah atau gubuk, bersama seorang suami yang sudah sakit-sakitan. Memang ada seorang anaknya, yang juga bekerja sebagai pemulung, namun tak lagi tinggal bersama mereka.
"Ya beginilah, nasib pak. Sehari-hari kerja mulung, kadang-kadang, seminggu dapat seratus," katanya, disela-sela dikunjungi, Kapolres Sintang beserta jajaran Kamis (3/12/2015).
Nenek, tinggal dirumah yang terbilang tidak layak huni. Tampak bangunanya rumahnya, berdinding papan dan atap yang sudah reyot. Rumahnya tersebut hanya tampak sebesar kamar tidur.
Sementara disampingnya juga disekat oleh seorang penghuni lainya yang juga bekerja sebagai pemulung. Rona pun tampak terharu dan senang saat dikunjungi Kabag Ops, Kompol Damianus, Kapolsek Sintang Kota, Kasat Lantas, AKP Ryan Dodo Hutagalung, dan beberapa perwira lainya.
Rumah Rona sendiri terhitung masih di lingkungan Kota. Untuk sampai kesana dibutuhkan waktu sekitar15 menit dari Mapolres Sintang.