Lampit Budaya Lokal yang Kian Ditinggal Seiring Kemajuan Zaman
Tak hanya cantik, namun anyaman lampit memiliki keunikan. Keunikannya karena anyaman sangat rapi dan tahan lama yang mungkin tidak dipunyai...
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
Menganyam lampit kini menjadi salah satu pilihan mereka saat ini, mengingat sebagian besar masyarakat di sana (Desa Sempadian-red) adalah menggantungkan hidup dari hasil karet namun kini harga karet turun. Mereka memilih menganyam beragam jenis anyaman sebagai salah satu penopang hidup mereka sehari-hari.
Sedangkan beberapa produk anyaman lampit, menurut Guliawan (30 tahun), salah seorang warga desa Sempadian yang mencoba untuk menyalurkan produk-produk dari anyaman lampit ke beberapa tempat seperti ke Kabupaten Ketapang dan Kalimantan Tengah mengatakan anyaman lampit cukup banyak diminati karena salah satunya anyaman lampit sangat rapi, unik, anyamannya bisa tahan lama dan paling nyaman untuk tempat baring santai di depan televisi ataupun untuk tidur malam.
Lebih lanjut, menurut Guli, sapaan sehari-hari bapak dua anak ini dikatakannya anyaman lampit yang ada di desa mereka saat ini sudah semakin ditinggal seiring kemajuan zaman. Salah satu alasannya karena generasi muda tidak banyak lagi yang mau belajar untuk menganyam aneka anyaman tersebut (generasi penerus).
"Mudah-mudahan ada perhatian dari semua pihak untuk anyaman lampit ini sebelum terlambat (anyaman akan hilang karena tidak ada generasi penerusnya)," harapnya.
Saat ini, bagi para pengrajin untuk memperoleh bahan baku seperti rotan masih cukup tersedia di kampung mereka. Namun, salah satu kekhawatiran untuk jangka panjang lima sampai sepuluh tahun yang akan datang persediaan bahan baku rotan diperkirakan akan semakin berkurang bahkan diperkirakan habis. Benar saja, kekhawatiran itu sangat beralasan karena di desa tersebut kini telah dikelilingi perkebunan sawit.
Untuk sampai menuju daerah tersebut dari Ketapang ke Kecamatan Mata jarak yang ditempuh sekitar 171 km, dan dari Kec. Manis Mata ke Desa Terusan ditempuh dengan jarak 40-45 km. Berharap, anyaman lampit dan aneka anyaman lainnya bisa tetap ada ditengah kemajuan jaman. Selain itu juga, semoga anyaman lampit tidak tinggal cerita.