Bayinya Selamat, Pasien RSUD Sambas Meninggal Usai Operasi Caesar

Maka untuk memulihkan kondisinya, dokter terpaksa melakukan tindakan operasi caesar (Sectio Caesaria) lantaran mengalami gawat janin.

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Arief
kompas.com
ILUSTRASI 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - RSUD Sambas membenarkan terjadi kasus kematian ibu melahirkan di RSUD Sambas, belum lama ini.

Direktur RSUD Sambas, Hendy Wijaya SKM, MPH menjelaskan bahwa saat itu pasien yang datang ke RSUD Sambas dengan kondisi kehamilan berisiko tinggi dengan gejala gangguan kehamilan yang dinamai eklampsia.

"Saat pasien datang memang kondisinya sudah menurun dan kejang-kejang," ujarnya kepada Tribunpontianak.co.id, Rabu (18/11/2015).

Wakil Kepala Ruang Kebidanan RSUD Sambas, Tuti mengatakan, saat itu pasien atas nama Nurhalimah (21) warga Dusun Semparuk Sebangkau Desa Semparuk, Kecamatan Semparuk tiba di RSUD Sambas atas rujukan karena mengalami eklampsia berat pada Minggu (8/11/2015) lalu.

"Saat itu pasein mengalami hipertensi gejala saat datang darahnya dengan tensi 130/90 mmHg dan diberi obat SN penurun darah," ujarnya.

Pasien ini sebetulnya merupakan rujukan dari RSUD Pemangkat yang dirujuk ke RSUD Sambas.

"Saya nanya ke bidannya di RSUD Pemangkat sebelumnya pasien ini datang ke RSUD Pemangkat jam 08.00 pagi di RSUD pemangkat karena mengalami kejang 5 kali di rumah karena eklampsia ini," jelasnya.

Sempat dirawat di RSUD Pemangkat karena di RSUD Pemangkat hanya dokter kandungan atau Obgyn dan tidak ada dokter anestesi. Maka kemudian pasien disarankan dirujuk ke rumah sakit lain.

"Sebelumnya dianjurkan ke RS Vincentius Singkawang tetapi pada akhirnya dirujuk ke RSUD Sambas," jelasnya.

Sehingga pasien tersebut datang ke RSUD Sambas sekira pukul 16.00 WIB dirujuk dengan keadaan umum (KU) kesadaran setengah sadar dan lemah.

"Dari keterangan bidan yang merujuk bahkan sempat kejang 1 kali lagi saat mau dirujuk, sehingga keadaannya sangat kritis," jelasnya.

Pasien yang mengandung dengan usia kandungan 35 minggu untuk kehamilan anak pertama dilakukan pemeriksaan secara lengkap dan dikonsultasikan dengan dokter kandungan yakni dr Evi Bachtiar SP Og.

Maka untuk memulihkan kondisinya, dokter terpaksa melakukan tindakan operasi caesar (Sectio Caesaria) lantaran mengalami gawat janin.

"Keputusan operasi diambil karena untuk menyelamatkan bayi. Bahkan kalau bisa dua-duanya," jelasnya.

Dokter Evi yang menangani pasien Nurhalimah melalui Kepala Ruang Kebidanan RSUD Sambas, Tuti, mengatakan, keputusan operasi caesar karena kondisi ibu maupun janinnya gawat.
"Kalau tidak diambil tindakan kemugkinan besar dua-duanya meninggal,"jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved