Nahkoda Speedboad di Dusun Sepok Keladi Dapatkan Limpahan Rezeki Pada Momen Pemilu

Pemilu itu suka kita. Namun ketika musim penghujan dan gelombang kuat juga menjadi terkendala sendiri.

Penulis: Dedy | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DEDY
Kiri Depan, nahkoda Speed Boad Andre sedang membongkar barang-barang. Setelah melakukan perjalanan dari Pelabuhan Kakap selama 45 menit, akhirnya tiba di Dusun Sepok Keladi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Tribun Pontianak satu di antara dua media di Kalbar yang ikut berkunjung lansung melihat Program Untan untuk Desa di Dusun Sepuk Keladi Desa Sepuk Laut Kecamatan Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (8/11/2015). Pukul 15.15 Wib, kami berangkat dari Pontianak menuju pelabuhan Sungai Kakap. Dengan waktu tempuh tidak kurang 20 menit kami yang terdiri dari Kepala Pusat Energi Terbarukan Untan Prof Dr Ismail Yusuf yanq juga merupakan Ketua Tim Program Untan untuk Desa dan satu lagi rekannya dosen dari Fakultas Teknik Untan tiba di pelabuhan.

Untuk menuju dusun binaan dari program Untan tersebut berbagai pilihan kendaraan air yang bisa digunakan. Kali ini kami untuk ke sana mengunakan sebuah speed boat.

Barang-barang bekalan berupa kebutuhan pribadi yang dibawa dalam ransel masing-masing dan sejumlah kebutuhan makan kami untuk satu malam satu persatu kami muat dalam speed boat tersebut. Di sebuah parkiran speed boat yang posisinnya tepat dibelakang terminal atau perhentian kendaraan darat dan sungai, tampak di sekeling belasan jejaran speed boat yang sudah menunggu penumpang lainya. Di sisi lainya banyak parkiran tongkang dan kapal- kapal pinggir sungai.

Mesin menyala, sang supir speed boat membuka tali tambatan, dengan pelan arah spead boat dengan kapasitas enam orang diputar dari semula. Gas mesin mulai dinaikan, gelombang kecil dibelah oleh gagahnya body speedboat tersebut. Bentangan air dengan gelombang kecil kami terobos. Sambil menyusuri pinggiran dari darat dari pulau yang kami lintasi, saya penasaran dengan kehidupan ekonomi para nahkoda speed boat dilihat dari segi pendapatan yang ia peroleh dari usaha yang ia tekuni tersebut.

Sang nahkoda yang kami tumpangi kali ini bernama Andre. Sambil menjalankan tugasnya membawa kami agar sampai tujuan, saya mengobrol ringan denganya dan kadang-kadang ia tertawa dan senyum di sela menjawab beberapa pertanyaan saya. Bapak satu anak tersebut menceritakan sebagai nahkoda speed boat, sudah ia tekuni dalam 5 tahun terakhir.

Namun sebelumnya ia juga pernah menjajal long boat sebagai nahkoda juga. Speed boat ia bawa tersebut menurutnya adalah bukan miliknya pribadi melainkan ia hanya mengemudikan saja. Ia hanya bekerja sebagi karyawan dari salah satu dari bebagai bos yang menyediakan jasa Speed boat dengan berbagai daerah tujuan atau menuju pulau atau desa terluar di KKR tersebut. Untuk pembagian hasil menurutnya 20 persen adalah bagiannya. Sementara 80 persen lainya adalah milik penyedia Speed boat tersebut.

"Gaji saya 20 persen dari pendapatan. Sisanya bos. Soal bensin dan lainya itu semua bos yang nanggung. Saya tahu cari penumpang dan bawa," ujarnya kepada Tribun.

Dijelaskan Andre, dalam sehari jika hari bisa membawa dua kali penumpang pulang pergi. Kami yang menumpang merupakan untuk kedua kalinya ia penumpang untuk hari tersebut. Sistem dari pembayaran terang Andre, penumpang sebagai penyewa Speed boat. Artinya berapapun orang yang menumpang bayaran tetap sama. Hal itu lantaran bahan bakar yang digunakan perhitunganya berdasarkan jarak tempuh saja.

Untuk Pelabuhan Kakap dengan tujuan kami menurutnya Rp 350 ribu. Namun jika penumpang ingin minta dituggu, permalam ada tambahan Rp 100 ribu. Menurutnya fakktor pelanggan tetap atau tidak merupakan faktor penting juga untuk penentuan tarif atau harga yang harus dibayar penumpang. Jika sering dan selalu bersama denganya, maka akan ada diskon menarik.

Momen lebaran dan Pilkada menurutnya adalah waktu berlimpah rezki bagi supir Spead boat yang secara keseluruhan yang ada di Pelabuhan Kakap tersebut yang totalnya sebanyak belasan Speed boat. Jika lebaran arus mudik dan balik sangat tinggi. Perhari menurutnya bisa mencapai 7 pulang pergi. Sementara di saat pemilu baik pilples, pileg, pilgub dan pilbup selain intinsitas tinggi juga rentang waktunya sangat panjang baik sebelum kampanye maupun hingga pasca pencoblosan.

"Bagi kami panen rezeki saat pemilu. Sebelum kampaye akan banyak orang berkunjug ke desa- desa atau daerah ada penduduk. Tim sukses atau sebagainyaa akan sering datang untuk mencari dukungan suara. Bagi kami itu sangat baik. Perhari bisa 7 kali PP narik mengantarkan mereka keberbagai daerah," katanya.

Ditambahknya, selain mobilitas tim sukses atau calon yang bertarung serta petugas Pemilu, juga logistik Pemilu merekalah yang berpartisipasi dalam pendistribusianya ke daerah- daerah atau TPS. Dengan berbagai hal tersebut terangnya pendapatan otomatis akan lebih baik dari hari biasa.

"Pemilu itu suka kita. Namun ketika musim penghujan dan gelombang kuat juga menjadi terkendala sendiri. Soal pendapatan lebih atau kurang ya begitu lah, namanya hidup berkawan dan di pasar, selain untuk rokok dan ngopi-ngopi ada juga lah lebihnya sedikit dari sopir ini. Kalau hari biasa Rp 200 ribu - Rp 300 ribu. Anggap bersih Rp 100 ribu lah untuk kehidupan perekonomian keluarga. Ke depan masih di sini kayaknya saya untuk pekerjaan. Belum terpikir ke lain," pungkasnya.

Tak terasa, dengan berbagai pertanyaan baik seputar nahkoda dan wilayah yang dilalui, dengan waktu tempuh 45 menit akhirnya kami tiba di lokasi Program Untan masuk desa. Dari muara sungai besar, kami masuk ke pulau dengan menyusuri sungai sekitar lebar 20 meteran. Selang 5 menit kami tipa diperkampungan. Di dusun tersebut posisi rumah yang berhadapan yang dibelah sungai jarak dusunya hanya masing-masing 1 Km.

Di sana terdapat hanya 32 Kepala Keluarga. Di dusun tersebut Untan melakukan 3 program bantuan dari Untan untuk masyarakat yaitu soal pengadaan PLTS, Instalasi air bersih dan Pembuatan Plang Pintu Irigasi pertanian. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved