Asyiknya Jadi Travel Writer, Bisa Jalan-jalan Gratis ke Luar Negeri
Selain menulis berita, perjalanan-perjalanan tersebut pun ia abadikan dalam sebuah tulisan.
"Selama di Malaysia, saya sudah mendapat fasilitas akomodasi dan masih diberi uang saku. Namun konsekuensinya saya harus menulis review perjalanan saya di Malaysia dalam tiga seri tulisan. Masing-masing tulisan sebanyak 500 kata plus video," kata Ariy.
Pengalaman Pribadi
Tak hanya review mengenai lokasi wisata yang ia kunjungi, Ariy juga seringkali memasukkan pengalaman pribadi selama travelling.
Yang mana ia berharap pengalaman pribadinya selama travelling juga bisa dijadikan panduan bagi pembaca yang ingin mengunjungi tempat yang sama.
Tak hanya aktif di blog, kini Ariy juga telah menerbitkan 11 buku sejak tahun 2010.
Seluruh tema buku yang ditulisnya pun bercerita tentang pengalaman travelling. Walaupun ada pula yang dikemas dalam bentuk fiksi.
Ia pun memberi saran bagi mereka yang ingin memulai pekerjaan sebagai blogger, namun tak melulu sebagai travel blogger. Ia menilai branding adalah hal yang sangat penting. Dan tetap konsisten dengan tema awal yang telah dipilih.
"Dikhawatirkan kalau melenceng jauh, bisa merusak branding. Jadi usahakan tetap setia menulis sesuai tema awal," tandasnya.
Sementara salah satu pegiat Leisure Community sebagai komunitas yang memfasilitasi workshop Ayo Nulis, Ferdi Arifin mengatakan Leisure Community memang secara rutin mengadakan kegiatan serupa setiap minggunya. Namun tema yang digunakan pun berbeda-beda.
"Ini salah satu cara kami untuk bisa menginspirasi anak muda untuk tak hanya nongkrong, tetapi juga berwacana kritis dan menulis," ujar Ferdy.
Selain Ayo Nulis, ada pula program lain dari Leisure Community yang rutin diadakan. Antara lain Kongko.co, sebuah media yang mengapresiasi anak muda yang ingin menulis. Lalu ada pula Englisd Discuss dan Jagongan Filsafat. (Pristiqa Ayun Wirastami)