Ratusan Buruh di Nanga Ketungau Datangi Kantor Dinsosnakertrans

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Nanga Ketungau. Beberapa di antara adalah kaum ibu, yang terlihat masih menggunakan atribut kerja.

Penulis: Zulkifli | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ZULKIFLI
Ratusan BHT dan BHL saat menyampaikan keluhan di kantor Dinsosnakertrans Selasa (20/10). Kebijakan pengurangan waktu kerja ini, sebagai upaya mencegah terjadinya PHK akibatnya dampak ekonomi global yang berimbas kepada perusahaan perkebunan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Ratusan karyawan dan pekerja lepas perusahaan perkebunan PT Makmur Agro Lestari (MAL), yang berakitifitas di Nanga Ketungau, Kecamatan Ketungau Hilir, mendatangi kantor Dinsosnakertrans, Selasa (20/10/2015) pagi.

Mereka terdiri dari Buruh Harian Tetap (BHT) dan Buruh Harian Lepas (BHL) menyampaikan keluhan atas berkurangnya pendapatan mereka, akibat imbas pengurangan hari kerja dari biasanya. Ini disinyalir merupakan dampak dari persoala ekonomi global yang berdampak pada, perusahaan perekebunan sawit.

Para buruh tersebut tiba menggunakan truk dan beberapa di antaranya roda dua. Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Nanga Ketungau. Beberapa di antara adalah kaum ibu, yang terlihat masih menggunakan atribut kerja.

Dengan pengawalan beberapa aparat kepolisian, beberapa perwakilan, buruh kemudian diarahkan untuk berdialog dengan Kadinsosnakertrans, Florensius Kaha.

Satu di antara buruh harian lepas, Yusdarti, yang bekerja dibidang pembibitan, masih menaruh harapan, agar kebijaka perusahaan dapat kembali normal.

Yusdarti mengungkapkan, pengurangan jam kerja ini mulai dirasakan sejak tiga bulan terakhir. Hingga sebulan terakhir, mereka hanya, bekerja hingga tangal 10 ditiap bulannya. Sementara diatas tanggal 20 mereka tidak lagi bekerja. Hal ini otomatis membuat pendapatan mereka sedikit berkurang.

“Kalau sehari kita Rp 65 Ribu, di kali 10 hari berarti Rp 650 ribu. Tapi biasanya kita bisa dapat Rp 1,2,”  katanya.

Dikatakanya mereka sudah menanyakan persoalan ini kepada pihak perusahaan, hanya saja tidak ada penjelasan detail. Hanya mereka mengetahui sekilas bahwa perusahaan mengalami persoalan ekonomi yang terjadi secara global.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved