Ini Rahasia Menguasai 30 Bahasa dengan Mudah

Apabila Anda mengetahui cara kerja otak, Anda akan memahami bahwa mempelajari bahasa bagi sebagian orang ialah sesuatu yang sulit.

Editor: Mirna Tribun
Getty Images
Ilustrasi 

Namun, nyatanya, setiap bahasa berhubungan dengan norma-norma budaya yang mempengaruhi perilaku. Beragam kajian membuktikan bahwa orang-orang yang berbicara multi-bahasa kerap memperlihatkan perilaku berbeda sesuai dengan bahasa yang mereka utarakan.

Bahasa yang berbeda juga dapat membangkitkan kenangan hidup yang berlainan pula, sebagaimana dialami penulis Vladimir Nabokov ketika menyusun otobiografinya. Penulis sohor asal Rusia itu memaparkan kisahnya dalam tulisan berbahasa Inggris dengan kesulitan. “Memori saya sudah disetel pada satu kunci, yaitu bahasa Rusia. Namun, dipaksa bermain pada kunci lain, yaitu bahasa Inggris,” ujarnya.

Ketika akhirnya otobiografi itu rampung, Nabokov memutuskan untuk menulis ulang kisah-kisah masa kecilnya dalam bahasa Rusia. Begitu bahasa itu mengalir, kenangannya terbuka dengan rincian dan perspektif baru.

“Tulisan versi bahasa Rusia yang dia kerjakan berbeda jauh sehingga dia merasa perlu menerjemahkan ulang ke bahasa Inggris,” kata Aneta Pavlenko, akademisi Universitas Temple di Philadelphia, AS, yang menulis buku berjudul The Bilingual Mind.

Apabila seseorang menolak proses penciptaan kepribadian baru, Keeley berpendapat orang itu bakal mengalami kesulitan mempelajari bahasa baru dengan lancar. Pendapat Keeley didasari oleh sebuah survei yang dia dilakukan terhadap orang-orang Cina yang mempelajari bahasa Jepang.

Menjalin pertemanan adalah salah satu motivasi orang yang belajar bahasa asing.

Keeley, yang merupakan seorang profesor bidang manajemen lintas budaya di Univesitas Kyushu Sangyo, Jepang, bertanya kepada para responden apakah mereka dapat berempati dengan orang lain?

Lalu, apakah mereka bisa mengubah opini agar sesuai dengan orang di sekitar? Menurut Keeley, hasil survei itu menunjukkan orang yang berkepribadian luwes mampu berbahasa Jepang dengan lancar.

Bagaimana bisa? Sudah menjadi fakta umum ketika Anda cocok dengan seseorang, makin besar kemungkinan Anda akan menirunya. Nah, peniruan identitas dan memori yang terkait akan menghentikan tercampurnya bahasa yang baru dipelajari dan bahasa ibu.

“Pasti ada semacam ruangan di dalam pikiran Anda bagi setiap bahasa, budaya, dan pengalaman terkait sehingga bahasa-bahasa itu bisa tetap aktif dan tidak bercampur satu sama lain. Kualitas waktu, dalam konteks dilibatkannya emosi, adalah faktor penting. Jadi, bukan melulu jumlah waktu yang dihabiskan untuk belajar bahasa dan menggunakannya,” ujar Keeley.

Dari semua kaum polyglot, Michael Levi Harris cukup baik mendemonstrasikan prinsip-prinsip yang disebutkan Keeley. Harris, yang merupakan seorang aktor, menguasai 10 bahasa dan dapat memahami 12 bahasa lain.

Ketika saya bertemu dengannya di Guildhall School of Music and Drama di London, dia berbicara dengan aksen Inggris yang mumpuni, meski dia berasal dari New York, AS.

“Saya tidak secara sadar mengubah karakter. Itu terjadi begitu saja. Tapi saya tahu saya tiba-tiba berbeda,” ujarnya.

Dari Harris, saya mendapat tips untuk memulai. Hal paling penting, menurutnya, mencoba meniru tanpa berupaya mengeja kata-kata. “Semua orang bisa mendengar dan mengulangi,” katanya. Mungkin Anda akan terdengar berlebihan, tapi itu adalah bagian penting dalam proses.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved