Liputan Khusus
Rabies Hantui Ketapang dan Melawi, Sudah 18 Orang Meninggal
Upaya pemusnahan anjing-anjing liar pun terus dilakukan. Kendati begitu, baik Pemkab Ketapang maupun Melawi, belum menetapkan status KLB.
Dari informasi yang dihimpun, anjing yang menggigit warga ternyata mayoritas bukan anjing milik warga sekitar. Jaimah, warga Dusun Pesakan, Desa Deranuk, Kecamatan Jelai Hulu, Ketapang, menyebut, anjing yang mengigit adiknya berasal dari luar daerahnya. "Anjing itu dari luar.
Baru datang tiba-tiba, lari-lari. Orang di sini, ada juga memelihara anjing. Tapi tak ada yang gila," tegas Jaimah.
Penuturuan Jaimah diamini warga Dusun Pesakan lainnya, Supardio (40). Ia menjelaskan, anjing yang menyerang warga tidak diketahui asal usulnya. Tiba-tiba sudah masuk kampung. Setelah gigitan anjing liar merenggut nyawa adik Jaimah, Nurhayati, warga pun ketakutan.
"Sampai sekarang, kalau ada anjing dari luar masuk ke kampung ini, rasanya takut saja. Warga banyak yang sudah bunuh anjing, yang berkeliaran ditembaknya," kata Supardio.
Terus Bertambah
Berbeda dengan penuturan Endar Yanto (30), warga Dusun Deranuk lainnya. Ia mengaku anjing yang menggigitnya sudah ada di daerah di mana ia digigit. Namun, belakangan anjing tersebut sering mengejar orang. "Satu orang ada dikejarnya, kemudian orang sebelah kampung kami, juga dikejar anjing yang sama. Baru saya yang digigitnya. Anjing gigit tangan kiri saya," katanya.
Terkait pengawasan terhadap anjing liar ini, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Ketapang, Edi Sujarwo, mengaku sudah menerima Surat Edaran Bupati Ketapang beberapa waktu lalu.
Isinya menutup wilayah antara Ketapang dan Kalteng dengan melarang keluar masuknya anjing, kucing, dan kera dari dan ke Kalteng. Di antaranya di Jelai Hulu dan Manis Mata. Vaksin juga diberikan kepada warga yang digigit anjing.
Sedangkan pemusnahan terhadap anjing liar hingga saat ini masih berlangsung. "Jika semua dijalankan dengan baik, sebulan kedepan Ketapang akan bebas rabies," ujar Edi.
Untuk pemusnahan anjing, dilakukan di Jelai Hulu, Manis Mata, Tumbang Titi, dan Air Upas dengan cara ditembak. Ia memperkirakan jumlah anjing liar tersebut sekitar 100 ekor. Tak hanya Dinas Pertanidan dan Peternakan, Dinas Kesehatan Ketapang juga berjibaku menekan rabies.
Kasi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Dinas Kesehatan Ketapang, Ardi, mengungkapkan korban rabies saat ini terus bertambah.
Pada 23 Desember 2014, sebanyak 70 orang digigit anjing yang diduga rabies. Dari jumlah tersebut, enam meninggal dengan tiga di antaranya anak-anak di bawah 15 tahun. Per 31 Desember, korban gigitan anjing menjadi 86 orang.
Korban meninggal bertambah menjadi 7 orang. Korban Virgo (6), warga Jelai Hulu yang digigit 22 November. Ardi menjelaskan kasus terbanyak di Jelai Hulu. Ddari 86 kasus, 68 kasus terjadi di Jelai Hulu dengan enam orang meninggal. Selebihnya di Manis Mata (9 kasus), Air Upas (2 kasus), dan Tumbang Titi (7 kasus).
Sama seperti Dinas Kesehatan Ketapang, Dinas Kesehatan Melawi juga terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani rabies. Kepala Dinas Kesehatan Melawi, Simson, menyebutkan hingga Minggu (25/1), tercatat ada 62 warga telah terpapar rabies.
Dari jumlah tersebut 7 di antaranya meninggal dunia. "62 kasus tersebut menyebar di beberapa kecamatan," ujar Simson.