Liputan Khusus
Rabies Hantui Ketapang dan Melawi, Sudah 18 Orang Meninggal
Upaya pemusnahan anjing-anjing liar pun terus dilakukan. Kendati begitu, baik Pemkab Ketapang maupun Melawi, belum menetapkan status KLB.
Menurut tim medis RS Fatima, Endar tergolong beruntung karena belum terlambat ditangani. "Kalau lewat satu bulan, sudah tak bisa diatasi lagi. Tapi kalau sepekan masih bisa, kata dokter masih belum terlambat. Hanya, dokter tak mengatakan rabies," tegasnya.
Tidak hanya di Ketapang, rabies juga mengancam warga Melawi. Bahkan, trauma masih menghantui Rabudin (39), warga Desa Sawah Tunjuk, Kecamatan Tanah Pinoh, Melawi. Betapa tidak, tiga anggota keluarganya, terkena gigitan anjing gila yang diduga mengandung virus rabies.
Peristiwa itu terjadi November silam saat anaknya, Raudatul (8), bermain di halaman rumah. Tiba-tiba seekor anjing menggigit pergelangan tangannya. Sang Nenak, Sawiah langsung menolong cucunya tersebut.
Nahas, Sawiah malah digigit juga. "Anak saya teriak-teriak minta tolong. Neneknya mau nolong, ternyata kena gigitan anjing yang menggigit anak saya itu juga," kata Rabudin saat ditemui di kediamannya, Minggu (25/1/2015).
Musibah tak sampai di situ. Kali ini adik ipar Rabudin, Ali Firmansyah, yang giliran digigit anjing saat sedang berjalan kali. Beruntung ketiganya, selamat setelah mendapat pengobatan di puskesmas. "Alhamdulillah sehat.
Namun terkadang, mereka mengeluh badannya nyeri-nyeri, kadang juga menggigil," kata petani ladang ini.
Meski begitu, Rabudin mengaku hingga saat ini, masih khawatir dengan nasib ketiga kaluarganya itu. Apalagi, beberapa warga digigit anjing, meninggal. "Sudah tiga kali berobat, karena memang kadang-kadang anak saya masih suka menggigil. Kita harap pemerintah atau Dinas Kesehatan bisa memberikan pengobatan kepada anak dan ibu kami," pintanya.
Raudatul yang ditemui Tribun, terlihat biasa saja. Ia mengaku sudah lebih sehat. Tidak seperti saat terkena gigitan dulu, di mana ia merasakan tubuhnya panas dingin.
Anjing Liar
Suasana Desa Sawah Tunjuk, Desa Kota Baru, Desa Batu Begigi Kecamatan Tanah Pinoh, berubah drastis sejak adanya kasus anjing gila. Tidak ada lagi terlihat anjing berkeliaran di dekat permukiman penduduk.
Sebab, jika ada anjing berkeliaran warga langsung membunuhnya. "Sekarang tidak terlihat lagi ada anjing berkeliaran di sini. Jadi warga sudah agak tenang. Memang saat kejadian beberapa waktu lalu, kami sempat khawatir jadi korban.
Makanya, setiap melihat anjing langsung kami bunuh," kata Haniyah, warga Desa Sawah Tunjuk.
Haniyah menuturkan di Desa Sawah Tunjuk ada tiga kasus gigitan ajing. Satu di antaranya meninggal. "Yang meninggal itu Pak Juanda. Umurnya 50 tahun. Kondisi ekonominya pas-pasan. Saat meninggal, bagian tubuhnya yang terkena gigitan, biru," ujar Haniyah.
Warga Desa Batu Begigi, Herwan, menambahkan rabies di daerahnya sudah dilaporkan warga pada September 2014. Sayangnya, saat itu pemerintah tidak terlalu tanggap. Bahkan menganggap kasus rabies hanya kebetulan.
"Kalau kebetulan tidak mungkin sampai berturut-turut. Padahal kami sudah menyampaikan ciri-cirinya sama dengan orang yang terkena rabies. Sekarang saja pemerintah baru sibuk setelah kasusnya merebak," tutur Herwan.
Herwan menjelaskan ada satu anak di desanya yang terkena gigitan anjing. Kondisinya berubah drastis. Perilakunya aneh. "Kalau diberi makan itu langsung diterkam. Jadi agak garang," katanya.