Ramadan 1433 H
Nikmatnya Sabar
Karenanya, bagi seorang mukmin sabar merupakan keharusan. Sabar adalah ciri dari seorang mukmin.
Oleh: Ustad Jefri Al Bukhori
BALA dan ujian adalah sunatullah. Keduanya diberikan oleh Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dengan begitu, Allah mengetahui siapa diantara hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam keimanannya dan seberapa besar sabarnya.
Allah SWT berfirman dalam surah Muhammad (QS 47: 31), "Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar diantara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.”
Karenanya, bagi seorang mukmin sabar merupakan keharusan. Sabar adalah ciri dari seorang mukmin. Hal ini sebagimana dinyatakan Allah dalam Alquran surah Al-Baqarah (QS 2: 77) “...dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Menurut Imam Mujahid, sabar itu diartikan sebagai puasa. Bahkan, di dalam Tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa bulan Ramadan adalah bulan kesabaran. Sedangkan di dalam Tafsir Ibnu Katsir, sikap sabar diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
Pertama, sabar dalam menjauhi larangan dan dosa (maksiat). Yang dimaksud disini adalah bersabar untuk tidak melakukan maksiat, sekalipun kita mampu untuk melakukannya. Padahal kesempatan, kekayaan, dan fasilitas menunjang untuk hal itu.
Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran, “Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.” (QS 3: 186).
Kedua, sabar dalam menjalankan ibadah dan ketaatan. Allah sebagai Sang Mahapencipta telah menyuruh kita untuk beribadah kepada-Nya. Kadar kewajiban ini berbeda-beda karena faktor umur, harta, atau jenis kelamin. Maka mereka yang bersabar sesuai kodratnya untuk senantiasa beribadah dengan baik kepada Rabbnya, akan mampu menjadikan segala amal ibadahnya ikhlas karena-Nya, kebutuhan hidupnya, dan tidak karena terpaksa. Inilah ibadah yang sesungguhnya. Allah berfirman, “Dan karena Rabbmu, bersabarlah.” (QS 74:7).
Ketiga, sabar dalam menghadapi musibah dan kesulitan. Cobaan bagi orang yang beriman adalah suatu kepastian. Oleh sebab itu, hendaknya kita menyadari bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita kembali.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah (2:155-156). "Dan pasti Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, (sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kami kembali).”
Lalu, apa hakikat keutamaan dari sikap sabar bagi seorang mukmin? Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW menjelaskan, “Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu penyakit atau selainnya, melainkan Allah akan menghapus kejelekan-kejelekannya, sebagaimana sebuah pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR Bukhari).
“Barang siapa yang berlatih kesabaran, maka Allah akan menyabarkannya. Dan tidak ada orang yang mendapat karunia (pemberian) Allah yang lebih baik atau lebih luas dari kesabaran.” (HR Bukhari dan Muslim).
Mensyukuri suatu nikmat berarti memupuk nikmat dan menimbulkan pahala yang lebih besar dari kenikmatan dunia yang telah diterima. Demikian pula jika menemui bala berupa kesusahan, lalu bersabar, maka kesabaran dapat mengubah suasana bala menjadi kenikmatan. Sebab, pahala yang tersedia baginya jauh lebih besar daripada penderitaannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah padanya suatu kebaikan (keuntungan), maka diberinya suatu penderitaan.” (HR Bukhari).
Lalu, apa balasan bagi orang-orang yang bersabar? Allah SWT berfirman dalam surah An-Nahl (16: 96), “...Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (*)
BALA dan ujian adalah sunatullah. Keduanya diberikan oleh Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dengan begitu, Allah mengetahui siapa diantara hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam keimanannya dan seberapa besar sabarnya.
Allah SWT berfirman dalam surah Muhammad (QS 47: 31), "Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar diantara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.”
Karenanya, bagi seorang mukmin sabar merupakan keharusan. Sabar adalah ciri dari seorang mukmin. Hal ini sebagimana dinyatakan Allah dalam Alquran surah Al-Baqarah (QS 2: 77) “...dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Menurut Imam Mujahid, sabar itu diartikan sebagai puasa. Bahkan, di dalam Tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa bulan Ramadan adalah bulan kesabaran. Sedangkan di dalam Tafsir Ibnu Katsir, sikap sabar diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
Pertama, sabar dalam menjauhi larangan dan dosa (maksiat). Yang dimaksud disini adalah bersabar untuk tidak melakukan maksiat, sekalipun kita mampu untuk melakukannya. Padahal kesempatan, kekayaan, dan fasilitas menunjang untuk hal itu.
Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran, “Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.” (QS 3: 186).
Kedua, sabar dalam menjalankan ibadah dan ketaatan. Allah sebagai Sang Mahapencipta telah menyuruh kita untuk beribadah kepada-Nya. Kadar kewajiban ini berbeda-beda karena faktor umur, harta, atau jenis kelamin. Maka mereka yang bersabar sesuai kodratnya untuk senantiasa beribadah dengan baik kepada Rabbnya, akan mampu menjadikan segala amal ibadahnya ikhlas karena-Nya, kebutuhan hidupnya, dan tidak karena terpaksa. Inilah ibadah yang sesungguhnya. Allah berfirman, “Dan karena Rabbmu, bersabarlah.” (QS 74:7).
Ketiga, sabar dalam menghadapi musibah dan kesulitan. Cobaan bagi orang yang beriman adalah suatu kepastian. Oleh sebab itu, hendaknya kita menyadari bahwa segala sesuatu itu datangnya dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita kembali.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah (2:155-156). "Dan pasti Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, (sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kami kembali).”
Lalu, apa hakikat keutamaan dari sikap sabar bagi seorang mukmin? Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW menjelaskan, “Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu penyakit atau selainnya, melainkan Allah akan menghapus kejelekan-kejelekannya, sebagaimana sebuah pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR Bukhari).
“Barang siapa yang berlatih kesabaran, maka Allah akan menyabarkannya. Dan tidak ada orang yang mendapat karunia (pemberian) Allah yang lebih baik atau lebih luas dari kesabaran.” (HR Bukhari dan Muslim).
Mensyukuri suatu nikmat berarti memupuk nikmat dan menimbulkan pahala yang lebih besar dari kenikmatan dunia yang telah diterima. Demikian pula jika menemui bala berupa kesusahan, lalu bersabar, maka kesabaran dapat mengubah suasana bala menjadi kenikmatan. Sebab, pahala yang tersedia baginya jauh lebih besar daripada penderitaannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah padanya suatu kebaikan (keuntungan), maka diberinya suatu penderitaan.” (HR Bukhari).
Lalu, apa balasan bagi orang-orang yang bersabar? Allah SWT berfirman dalam surah An-Nahl (16: 96), “...Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (*)
Rekomendasi untuk Anda