Pengusaha Pontianak Koleksi Mercy Klasik

Komunitas Mercedes Benzs Classic Club Pontianak pun tak ketinggalan dalam perburuan tersebut.

Penulis: Mirna |
zoom-inlihat foto Pengusaha Pontianak Koleksi Mercy Klasik
TRIBUN PONTIANAK/LEO PRIMA
Anggota Komunitas Mercedes Benzs Classic Club Pontianak

Dua unit Mercy, masing-masing buatan 1973 dan 1974, terparkir di garasi milik Suryanto di Kompleks Kepala Gading Serdam, Kota Pontianak.
Meski sudah jadul, ia tetap merawat kedua mobil tersebut dengan sangat telaten, bahkan lebih telaten ketimbang mobil baru.

Mengapa memilih mengoleksi Mercy? Menurut pemilik Amin Tours dand Travel ini, pertama tentu karena keunggulan mereknya yang siapapun tak akan membantahnya.

Selain itu, ada perasaan percaya diri ketika mengendarai mobil tersebut, ketimbang mobil lain. "Ada kenikmatan tersendiri saat menyetirnya," ungkap Amin, panggilan akrabnya.

Hobi Suryanto mengoleksi Mercy sudah muncul sejak setengah tahun lalu. Menurut dia, Berburu Mercy klasik tentu tidak semudah berburu mobil keluaran terbaru.

Untuk mendapatkan Mercy keluaran 1973, ia perlu waktu untuk hunting sekitar sebulan. Sedangkan yang keluaran 1974, didapatkannya setelah "berkelana" sampai dua bulan.

Mobil pertama ia beli seharga Rp 65 juta."Kalau sekarang  harganya di pasaran sudah mencapai Rp 125 juta," ungkapnya. Sedangkan mobil kedua ia peroleh dengan harga Rp 80 juta.

Suryanto pada mulanya berburu informasi dari komunitas Mercy klasik di Jakarta dan daerah lain. Kedua mobil itu dibelinya dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.

"Untuk mendapatkannya memang saya harus merogoh kocek lebih dalam. Namun, kepuasan yang saya dapatkan tentu tidak bisa diukur dengan uang," paparnya.

Alasan yang sama dikemukakan Lai Sah (31), penggemar Mercy lainnya. Ia merasakan berkendara dengan Mercy buatan 1976  miliknya jauh lebih enak dibandingkan mobil lain.

"Suspensinya terbaik dibanding mobil lain. Tarikannya juga jauh lebih bagus. Rasanya lebih puas," ujarnya.

Mercy hitam dengan kombinasi putih miliknya, dulu dibeli seharga Rp 85 juta. Beberapa kelebihan mobil itu, antara lain, memiliki bumper style Amerika yang lebih safety jika terjadi benturan dan sebagainya. Suspensinya pun lebih sempurna dari Mercy buatan tahun-tahun sebelumnya.

Dalam keseharian, hanya sekali sepekan ia menggunakan Mercy koleksinya. "Ini mobil mahal, sayang kalau menggunakannya setiap hari. Untuk sehari-hari, saya memilih mengendarai mobil lain," tuturnya.

Lai mengakui,Mercy tersebut sedikit boros. "Untuk seliter bensin hanya cukup untuk jarak 4 kilometer. Tapi, bagi saya itu tidak masalah," katanya.

Ada pengalaman menarik yang tidak pernah dilupakannya saat bersama Mercy kesayangan. Suatu waktu, mobil itu mogok di Tol Landak dan menyebabkan kemacetan luar biasa.

"Saya kelimpungan saat mobil mogok. Mulai saat itu, saya mencari solusi bagaimana cara agar mobil tidak mogok lagi. Saya pun mengganti beberapa sparepart seperti piston asli Mercy, ring piston, dan klep baru," paparnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved