DP3KB: Awasi Aktivitas Anak, Arahkan ke Hal Positif

Titus Nurisman, meminta dengan para pelajar agar membuat kegiatan-kegiatan yang positif, terutama tidak main hakim sendiri

Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ TRY JULIANSYAH
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Kubu Raya, Titus Nursiwan membuka kegiatan Workshop Pengintegrasian Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di Kantor Bupati Kubu Raya, Jumat (30/11/2018). 

DP3KB: Awasi Aktivitas Anak, Arahkan ke Hal Positif

KUBU RAYA - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Kubu Raya Titus Nurisman, meminta dengan para pelajar agar membuat kegiatan-kegiatan yang positif, terutama tidak main hakim sendiri, kekerasan atau pengeroyokan.

"Kegiatan yang lain lebih banyak, terutama bermanfaat untuk masyarakat yang diri sendiri," ujarnya, Minggu (12/5).

Ia menambahkan, tentunya pelajar itu, tugasnya untuk menuntut ilmu, bukan melakukan kegiatan yang negatif. Kalau melakukan hal yang positif, pastinya akan bermanfaat bagi orang banyak.

Untuk itu, Titus juga meminta dengan para tenaga pendidik, agar peduli terhadap siswa/siswinya, sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama pada jam sekolah, guru harus tau aktivitas disekolah.

Baca: Bupati Muda Minta Para Orang Tua Tingkatkan Pengawasan Terhadap Anak

Baca: Cari Lokasi SMPN 2 Ngabang? Ini Alamatnya  

Baca: BLACKPINK Artis Paling Banyak Ditonton di Youtube 2019, Grup Musik Indonesia Ini Masuk Top 200 Loh!

"Kalau misalnya tak masuk, siswa itu kemana. Kalau sudah pulang, betul-betul diarahkan pulang kerumah. Bukan singgah-singgah lagi. Menanam kepedulian itu yang sangat penting dan harus dilakukan. Bukan hanya memberikan pelajaran," katanya.

Bagi orang tua, Titus juga meminta, agar lebih peduli dengan anaknya, terutama mengetahui aktivitas baik disekolah maupun di luar sekolah. Terutama saat pergi sekolah mengetahui anaknya benar-benar masuk sekolah, begitu juga sebaliknya pulang atau les sekalipun.

"Orang tua dan guru atau tempat yang dikunjunginya harus ada komunikasi," tukasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved