Tim Gabungan Selamatkan Orangutan di Riam Berasap, Terjebak di Jalan Sempit dan Perumahan Warga

Orangutan yang kemudian diberi nama Riam ini berjenis kelamin jantan dan diperkirakan berusia sekitar 4 tahun.

Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/NUR IMAM SATRIA
Orangutan bernama, Riam (4) berjenis kelamin jantan yang diselamatkan oleh Tim gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi (SKW) I Ketapang Resort Sukadana, Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) dan IAR Indonesia di Jalan Siduk - Nanga Tayap, Km 3, Desa Riam Berasap, Rabu (08/05/2019). 

Tim Gabungan Selamatkan Orangutan di Riam Berasap, Terjebak di Jalan Sempit dan Perumahan Warga

KETAPANG - Tim gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi (SKW) I Ketapang Resort Sukadana, Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) dan IAR Indonesia kembali menyelamatkan satu individu Orangutan di Jalan Siduk - Nanga Tayap, Km 3, Desa Riam Berasap, Rabu (08/05/2019).

Orangutan yang kemudian diberi nama Riam ini berjenis kelamin jantan dan diperkirakan berusia sekitar 4 tahun.

Penyelamatan orangutan ini bermula dari adanya laporan warga pada bulan April lalu yang menginformasikan keberadaan orangutan di ladang mereka.

Setelah menerima laporan warga, tim Orangutan Protection Unit (OPU) IAR Indonesia berkoordinasi dengan BKSDA Kalbar Resort Sukadana untuk kemudian melakukan verifikasi.

Baca: Dari Lapangan ke Ruang Kelas, Para Peneliti Berbagi Ilmu Tentang Orangutan ke Sekolah-sekolah

Baca: Inilah 6 Penerima Beasiswa Peduli Orangutan Kalimantan 2019

Tim OPU IAR Indonesia yang melakukan verifikasi menemukan orangutan ini sedang memakan tebu di ladang milik warga.

Menurut pengamatan tim di lapangan, orangutan ini terjebak di area sempit yang sudah terfragmentasi, terpotong oleh jalan raya dan perumahan warga.

Menindaklanjuti temuan tim verifikasi lapangan, IAR Indonesia bersama BKSDA dan BTNGP membentuk tim rescue untuk mengevakuasi orangutan ini dari kebun warga untuk nantinya dikembalikan ke habitat aslinya. Tim rescue ini bergerak dari kantor IAR Indonesia sejak pukul 6 pagi. Karena orangutan ini adalah orangutan liar, tim rescue menembak orangutan ini dengan peluru bius untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Proses pembiusan ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan harus dilakukan oleh ahlinya. Tim medis yang berpengalaman menakar dosis obat bius sesuai perkiraan berat orangutan dan penembak jitu IAR Indonesia beraksi menembak bius orangutan ini. Orangutan yang sudah tidak sadarkan diri ini kemudian ditangkap dan menjalani pemeriksaan secara cepat oleh tim medis IAR Indonesia.

Baca: Gagal Selundupkan Orangutan Lewat Bandara Ngurah Rai, Warga Rusia Ditetapkan Jadi Tersangka

Baca: Seorang Petani Digigit Orangutan Saat Jaga Durian, Polisi Beberkan Kronologinya

Menurut drh. Temia, dokter hewan IAR Indonesia yang terjun langsung memeriksa orangutan,  kondisi orangutan ini secara umum terlihat bagus.

"Kondisi orangutan ini terlihat baik, namun perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisinya, apalagi orangutan ini masih sangat muda," ujarnya.

Saat ini bayi orangutan ini berada di Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan IAR Indonesia di Sungai Awan, Ketapang untuk menjalani observasi dan pemeriksaan lebih lanjut.

Permasalahan terkait hutan dan lahan menjadi penyebab utama masuknya orangutan ke dalam kebun milik warga. Kebakaran pada tahun 2015 menghanguskan sebagian besar hutan di wilayah ini membuat orangutan keluar dari habitat aslinya untuk mencari makan.

"Alih fungsi hutan menjadi ladang dan kebun turut menyumbang meningkatnya jumlah orangutan yang mencari makan dan penghidupan di kebun-kebun milik warga," terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved