Mutiara Ramadan

Pentingnya Puasa Sebulan Penuh, Memanusiakan Manusia

PUASA Ramadan yang kita tungu-tungu telah tiba. Rasulullah saw menyambutnya dua bulan sebelumnya yang dikenal dengan doanya

Editor: Madrosid
net
sumber: net caption: Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU/Sekretaris Pengkajian MUI, HM Cholil Nafis Lc PhD 

Pentingnya Puasa Sebulan Penuh, Memanusiakan Manusia

PONTIANAK - PUASA Ramadan yang kita tungu-tungu telah tiba. Rasulullah saw menyambutnya dua bulan sebelumnya yang dikenal dengan doanya,

"Ya Allah SWT, berkahi di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadan."

Betapa penting pelaksanaan puasa sebula penuh sebagai sarana latihan untuk memanusiakan manusia.

Ibadah puasa yang diwajibkan kepada umat Nabi Muhammad saw untuk menggapai tujuan besar ialah takwa (Al-baqarah: 175).

Yaitu mengikuti dan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

Puasa yang menggapai takwa tak hanya meninggalkan makan, minum, dan hubungan intim dengan pasangan sahnya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.

Namun juga anggota tubuhnya berpuasa dari segala bentu maksiat dan kemungkaran.

Meninggalkan godaan syahwat, makan, dan minum yang halal, apalagi yang diharamkan, semata-mata karena Allah SWT.

Ada beberap cara puasa orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.

Baca: Celine Evangelista Berjilbab Saat Buka Puasa Bareng Artis, Tanggapan Stefan Willian Jadi Sorotan

Baca: Tumbuhkan Perekonomian Daerah dengan KITE IKM Bea Cukai Kalbar Koordinasi dengan Disperindag

Baca: Buka Puasa Bersama Anak Yatim Suguhkan Menu Sotong Pangkong

Pertama, puasa mata dari pandangan maksiat dan munkar.

Mata orang yang berpuasa dijaga melihat aurat dan melihat hal tercela.

Orang yang menjaga pandangan akan lebih mudah mengontrol dan memfokuskan hatinya untuk dzikir kepada Allah SWT.

Sedangka orang yang membiarkan dan meliarkan pandangannya akan mudah terganggu konsentrasi, pastinya bisa lupa akan dirinya yang sedang berbuasa dan lupa dzikir kepada Allah SWT.

Kedua, Menjaga lisan dari berucap yang tidak baik. Mulut dijaga dari terlibat dalam perbincangan yang mengarah pada menggunjing (ghibah), mengadudomba (namimah) dan memfitnah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved