Entry dan Pindai C1 Lamban Karena Server Down, Pengamat Nilai KPU Seperti Kehilangan Persiapan

Pengamat Politik, Ireng Maulana menilai KPU seperti kurang persiapan dan pengetahuan karena lambannya proses entry dan pindai C1

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Pengamat Politik Untan, Ireng Maulana MA 

Entry dan Pindai C1 Lamban Karena Server Down, Pengamat Nilai KPU Seperti Kehilangan Persiapan

PONTIANAK - Pengamat Politik, Ireng Maulana menilai KPU seperti kurang persiapan dan pengetahuan karena lambannya proses entry dan pindai C1 yang diakibatkan server down. 

Padahal menurutnya, Indonesia memiliki SDM yang mempuni dalam bidang  teknologi. Dan tentunya KPU sudah harus melakukan persiapan jauh-jauh hari.

Baca: Ireng Maulana: Demokrasi Untuk Penyandang Disabilitas Harusnya Tanpa Basa-Basi Formalitas

Baca: Ireng Maulana: Hasil Survey Tidak Boleh Bohong

Berikut analisanya, Jumat (26/04/2019): 

"Sepertinya Republik ini masih akan menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk benar-benar memanfaatkan teknologi informasi dalam pemilu. 

KPU kita hari ini seperti kehilangan persiapan dan pengetahuan sekaligus supaya teknologi informasi dapat sepenuhnya membantu kerja mereka selama pemilu secara maksimal. 

Keluhan, kritikan dan kekecewaan publik terhadap pengendalian sistem TI KPU semakin deras, dan dirasakan belum adanya perbaikan yang tuntas untuk menjawab kepentingan atas layanan TI KPU tersebut. 

Publik memahami bahwa cara kerja memang masih menggabungkan (mix) antara pendekatan manual dan teknologi informasi, namun paling tidak semua persiapan infrastruktur untuk memback up keberhasilan pendekatan teknologi informasi sudah terpikirkan, terencana dan sepenuh hati disiapkan. 

Padahal kita membayangkan KPU sudah mempersiapkan gugus tugas (task force) TI yang terpusat dan terkoneksi berjaringan dari propinsi ke kabupaten sehingga informasi sekecil apapun yang penting tentang perhitungan suara dengan sigap di tangani, dan ditambah lagi sistem penanganan suara yang kuat karena di persiapkan, di buat programnya, di bangun oleh ahli-ahli program tercanggih yang dimiliki bangsa ini. 

Demikian publik berpikir dan berharap ketika KPU menyiapkan sektor pemanfaatan TI jauh-jauh hari sebelum pemilu. Namun, sebagian besar publik sudah terlanjur menilai KPU belum sepenuhnya siap untuk urusan ini. 

Baca: Bawaslu Temukan Dugaan Money Politic di Wilayah Singkawang Selatan

Padahal, pemanfaatan teknologi informasi oleh KPU pada pemilu 2019 ini adalah pondasi penting untuk kemajuan pelibatan teknologi informasi untuk pemilu di 5 tahun mendatang. Barangkali tidak banyak best practice yang bisa di adopsi dari kinerja pemanfaatan TI oleh KPU sekarang untuk kepentingan pemilu yang tidak lagi mengandalkan pendekatan manual. 

Alih-alih pemanfaatan teknologi informasi KPU hari ini mesti di tinggalkan untuk ditemukan kembali pendekatan yang lebih canggih, progressif dan sesuai dengan tantangan pelaksanaan pemilu di Indonesia di masa depan. 

Kita tentu tidak dapat terus bertahan dengan pendekatan mix manual dan TI lagi di 2024 dengan melihat kompleksnya persoalan pra pencoblosan, pencoblosan, dan penghitungan, ditambah lagi sistem TI yang dimanfaatkan sekarang masih belum benar-benar menjawab banyak persoalan selama pemilu. 

Baca: Bawaslu Pontianak Buka Ruang Terima Laporan Masyarakat Terkait Kesalahan Entry dan Pindai C1

Kita harus beralih komitmen dengan menggunakan teknologi informasi secara penuh dan bukan setengah hati karena kemampuan bangsa ini untuk merancang sistem semacam itu sudah lebih daripada mampu. 

Kita memiliki orang-orang yang handal di bidang digital elections dan waktunya juga masih sangat panjang untuk mempersiapkan diri jika kita tidak ingin mengulangi lagi kekecewaan atas kinerja teknologi informasi pemilu KPU,". (dho)
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved