Pontianak Diwacanakan Bakal Bangun JPO Lagi, Ini Komentar Pengamat Lalu Lintas Untan

Wacana inipun lantas dinilia sebagai langkah positif. Namun ada pual sejumlah catatan menarik yang dianggap perlu diperhatikan dari keberadaan JPO itu

Penulis: Syahroni | Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Jembatan penyeberangan orang di kawasan pusat perbelanjaan Jalan A Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/5/2017). TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA 

Pontianak Diwacanakan Bakal Bangun JPO Lagi, Ini Komentar Pengamat Lalu Lintas Untan

PONTIANAK - Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) direncanakan akan segera dibangun di Pontianak.

Wacana inipun lantas dinilia sebagai langkah positif. Namun ada pual sejumlah catatan menarik yang dianggap perlu diperhatikan dari keberadaan JPO itu.

Pengamat Transportasi Untan, Rudi Sugiono Suyono memberikan analisanya terkait wacana tersebut.

Berikut petikan lengkapnya, Jumat (19/04/2019) :

"Jembatan Penyeberangan Orang atau JPO itukan tujuannya untuk memudahkan orang berpindah, bergerak dengan berjalan. Terutama untuk jalan yang lalu lintas tinggi, kecepatan tinggi dan juga penyebrangan orangnya cukup besar.

Kalau kita lihat di titik yang akan dibangun itukan ada beberapa sekolah dari SMK 5, MAN 2 dan lainnya. Jadi saya kira sangat wajar dan perlu kita apresiasi kalau pemerintah ingin membuat JPO.

Terutama untuk anak-anak sekolah yang menyebrang, kemudian supaya lebih aman dan tidak menyebabkan kemacetan.

Cuma permasalahannya yang perlu diperhatikan adalah seberapa orang yang mau menggunakan jembatan itu. Ini yang perlu pemerintah perhatikan, karena percuma jika kita membangun jembatan mahal tetapi penggunaannya sangat terbatas.

Kondisi seperti ini yang perlu di antisipasi, pemerintah perlu memikirikan pertama desain nya. Bagaimana desain jembatan itu memudahkan orang bergerak, bagaimana jembatan itu, bisa memudahkan bahkan sampai kalangan orangtua dan penyandang disabilitas.

Misalnya kalau di beberapa kota besar itu mereka sudah menggunakan lift. Kalau menggunakan tangga itu untuk kondisi normal di perbolehkan tetapi kalau untuk orang tua, anak-anak kecil mungkin bisa digunakan dengan lift. Alat-alat bantu seperti itu sangat memudahkan orang yang akan naik di JPO.

Kedua harus diadakan penerapan edukasi masyarakat terhadap pentingnya penggunaan JPO itu, pentingnya penggunaan menyebrang pada tempatnya dan tidak menyebrang lewat bawah.

Ketiga perlu dilakukan yang namanya law enforcement, jadi harus ada penindakan hukum. Awalnya mungkin diingatkan dan harus ada polisi atau DisHub yang menunggu di situ. Kalau ada yang menyebrang sembarangan dikasi tau.

Kalau kita perhatikan seberapa efektif JPO yang ada di depan Menara atau di depan Mega mall. Artinya sangat sayang kalau jembatan itu sudah dibangun tapi tidak di gunakan dengan optimal.

Kalau pemerintah ingin membangun JPO di tempat lain tidak masalah, cuma harus diperhatikan terlebih dahulu karakteristik masyarakatnya. Tidak semua jalan juga perlu di bangun JPO misalnya ada jalan-jalan yang memang lalulintasnya tidak begitu tinggi.

Itu sebenarnya dengan menggunakan zebracroos atau dengan menggunakan pelikan croos itu bisa atau yang penyeberangan yang tidak terlalu ramai jangan dipaksakan membangun JPO. Perhatikan kebutuhan yang benar dan kondisi yang membutuhkan.

Saran saya kalau pemerintah ingin membangun jembatan jangan sekedar jembatan.

Kalau kita lihat di Jakarta itu ada jembatan yang di daerah Senayan dimana jembatan itu di buat cantik, indah dan membuat orang tertarik untuk menaikinya.

Ini kan di tengah kota, apa lagi kalau di SMK 5 itu kan di dekat simpang utama masuk A Yani. jadi kalau mau di bangun buatlah dengan indah buat dengan desain yang menarik, tidak hanya sekedar jembatan biasa sehingga orang akan tertarik.

Kemudian saya minta tolong kalau memang ini jadi, kalau memang bisa harus ada petugas yang mengawasinya jangan sampai diatasnya, karena tertutup di jadikan untuk tempat orang ngemis dan tempat berbahaya. Itu yang harus kita hindari, saya berharap fungsinya bisa efektif," pungkasnya. (Syahroni)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved