Indonesia Lawyers Club

ILC TVOne : Sebut Pemilu Indonesia Paling Damai, Jusuf Kalla: Di Pakistan, Calonnya yang Ditembak!

"Di Pemilu dunia, ini dua-duanya muncul, perdebatan dan kampanye negatif. Dan itu sah-sah saja untuk hal itu. Yang tidak boleh itu kampanye hitam,"

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
Youtube
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla sampaikan pemaparan saat ILC mengangkat tema "Saatnya Damai Bersenandung Kembali" pada edisi Selasa (16/04/2019). 

ILC TVOne : Sebut Pemilu Indonesia Paling Damai, Jusuf Kalla: Di Pakistan, Calonnya yang Ditembak!

Indonesia Lawyers Club (ILC) adalah acara diskusi di stasiun televisi swasta TVOne setiap hari Selasa mulai pukul 20.00 WIB. 

Topik-topik hangat yang jadi buah bibir di masyarakat Indonesia selalu dibahas di forum ILC.

Tak hanya soal politik, tapi juga bidang lain seperti sosial, hukum, kesehatan dan bidang-bidang lainnya.

Kupasan menjadi tajam karena menghadirkan narasumber berkompeten dan profesional.  

ILC dipandu oleh Karni Ilyas yang lekat dengan julukan Presiden ILC.

Baca: Sebelum Mencoblos di Pilpres 2019, Sebaiknya Tunaikan Sholat Istikharah Minta Petunjuk Allah SWT

Baca: Hitung Cepat Pilpres 2019 Luar Negeri, Quick Count atau Hitung Cepat Pilpres Rabu Mulai Jam 15.00

Pada edisi Selasa (16/04/2019), ILC mengangkat tema "Saatnya Damai Bersenandung Kembali". 

Pada ILC jelang pelaksanaan masa pemungutan suara pada 17 April 2019,  narasumber-narasumber yang hadir merupakan tokoh-tokoh senior bangsa. 

Sebut saja, mantan Presiden Indonesia ketiga BJ Habibie, Wakil Presiden Indonesia RI Jusuf Kalla (JK) dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. 

Selain itu, hadir juga tokoh-tokoh nasional lintas agama di Indonesia diantaranya KH Abdullah Gymnastiar, Ustadz Yusuf Mansur, Din Syamsuddin, Franz Magnis Suseno, Pdt Henriette Hutabarat, Wisnu Bawa Tenaya, Suhadi Sandjaya dan Budi S Tanuwibowo. 

Sementara itu, turut hadir Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dan Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Moeldoko. 

Baca: KATA-KATA Bijak Pilpres 2019, Kenali Jenis Surat Suara, Cara Mencoblos dan Jangan Lupa Bawa e-KTP

Baca: Live Streaming TVOne Quick Count Hasil Pilpres 2019, Live Hitung Cepat Pilpres 2019 Mulai Jam 12.00

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menerangkan Pemilu 2019 merupakan Pemilu ke-12 sepanjang sejarah bangsa Indonesia. 

Semua patur bersyukur karena selama 12 kali penyelenggaraan itu, hampir tidak ada konflik fisik yang terjadi. 

"Ada beberapa. Tapi, khususnya akhir-akhir ini tidak ada," ungkapnya saat pemaparan.

Jusuf Kalla menambahkan jika mengartikan damai itu adalah dari segi ada konflik, maka ia tegaskan kembali hampir tidak ada untuk kali ini. 

Dalam empat Pemilu langsung terakhir, kata Jusuf Kalla, jika dibandingkan dengan negara-negara sekitar Indonesia khususnya di Benua Asia.

Maka, penyelenggaraan Pemilu di Indonesia adalah yang paling damai.

"Kita yang paling damai. Kalau di Filipina, kalau tidak puluhan atau ratusan orang meninggal ya bukan kampanye Pemilu disana. Di Pakistan malah calonnya yang ditembak. Jadi, begitu perbandingannya," terangnya.

Jusuf Kalla berpandangan mungkin kata damai itu bermakna kembali tetap damai. Terkecuali, jika situasi dan kondisinya seperti yang dikatakan oleh Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Moeldoko.

Baca: Hitung Cepat Pilpres 2019, Cek Quick Count Pilpres Jokowi-Maruf Amin atau Prabowo-Sandi yang menang?

Baca: Quick Count Pilpres 2019, Sebanyak 33 Lembaga Survei Telah Tercatat di KPU! Berikut Daftarnya

Moeldoko menyatakan konflik yang terjadi di Pemilu karena perdebatan dan kampanye negatif itu terjadi.

"Di Pemilu dunia, ini dua-duanya muncul, perdebatan dan kampanye negatif. Dan itu sah-sah saja untuk hal itu. Yang tidak boleh itu kampanye hitam," tegas Jusuf Kalla

Menurut dia, masalah yang timbul di Pemilu Indonesia karena rumitnya sistem. Jusuf Kalla menyoroti sistem Pemilu 2019 yang menggabungkan antara Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).  

"Itu adalah salah satu masalah rumitnya. Akhirnya, banyak orang yang tidak mengetahui adanya Pileg. Karena yang selalu muncul tiap hari adalah Pilpres saja," timpal Jusuf kalla.

Padahal, Pileg sangat penting karena akan bekerja selama lima tahun untuk mewakili rakyat. 

Selain masalah penggabungan Pilpres dan Pileg, Jusuf Kalla juga beranggapan lamanya masa kampanye selama tujuh bulan sangat melelahkan untuk semua pihak. 

"Termasuk masyarakat yang mendengarkan perdebatan setiap hari. Saya kira capek juga," imbuh dia. 

Jusuf Kalla menambahkan jika dilihat dari sisi itu, apa yang terjadi dalam Pemilu selama ini begitu damai. 

Ia mengakui riak-riak perdebatan di medsos memang ramai, tapi tidak menimbulkan efek konflik fisik di masyarakat. Kenyataan itu adalah hal yang selalu dipuji.

"Perlu ada beberapa perbaikan seperti apa yang terjadi di luar negeri. Itu akibat antusiasme masyarakat lebih tinggi dari sebelumnya. Itu menyebabkan kapasitas di luar negeri tidak mencukupi sehingga terjadi seperti itu," saran Jusuf Kalla

Ia berharap harus ada evaluasi terhadap sistem penggabungan Pilpres dan Pileg. Sebab, beban saat ini begitu besar.

"Ini yang perlu dievaluasi. Saya yakin masyarakat akan memahami itu. Yang hangat debat-debat tiap hari atau debat resmi itu lebih damai dan tidak terjadi masalah-masalah. Dan itu penting untuk masyarakat," tukas Jusuf Kalla

Berikut cuplikan video pemaparan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat ILC mengangkat tema "Saatnya Damai Bersenandung Kembali" pada edisi Selasa (16/04/2019) : 

Lebih dekat dengan kami, follow akun Instagram (IG) Tribun Pontianak : 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved