Satwa Endemik Bukit Mendala Terancam Pemburu
Awaludin mengatakan, masih ada beberapa satwa endemik yang perlu dijaga kelestariannya di kawasan Bukit Mendala
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Tri Pandito Wibowo
Satwa Endemik Bukit Mendala Terancam Pemburu
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Ketua Komunitas Sindikat Kayong Utara, Awaludin mengatakan, masih ada beberapa satwa endemik yang perlu dijaga kelestariannya di kawasan Bukit Mendala, Kecamatan Sukadana.
Sindikat Kayong Utara adalah suatu komunitas yang lebih berfokus pada pelestarian lingkungan dan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Bukit Mendala.
Beberapa satwa itu antara lain Enggang, Burung Ruai, Monyet Ekor Panjang, Lutung, Owa Kalimantan, Kelasi, Tarsius dan beberapa satwa endemik lain.
Satwa-satwa itu, kata Awaludin, perlu dilestarikan untuk menjaga keseimbangan alam.
Dengan demikian, pengembangan ekowisata lebih mudah dilaksanakan.
"Yang harus dijaga untuk Enggang ini juga Pohon Benuang untuk tempat tinggalnya dan Pohon Ara untuk sumber makanan mereka," kata Awaludin di Sukadana, Minggu (7/4/2019).
Baca: Bupati Karolin Keluhkan Landak Belum Terima Kekurangan Ribuan Surat Suara
Baca: Ateng Tanjaya: Pemadam Kebakaran Adalah Implementasi 4 Pilar Kebangsaan & Bhinneka Tunggal Ika
Baca: Syahdan Laziz Apresiasi Seminar Tuna Rungu Meneliti Bahasa Isyarat
Akan tetapi, Awaludin mengungkapkan, saat ini kehidupan satwa-satwa itu terancam oleh para pemburu.
Awaludin mengaku pernah bertemu dengan sejumlah pemburu yang datang ke bukit tersebut dan membuat semacam camp.
Awaludin meyakini mereka bukan warga Desa Gunung Sembilan, suatu perkampungan yang letaknya berdekatan dengan Bukit Mendala.
Sebab, warga setempat rata-rata sudah mulai sadar akan pentingnya melestarikan alam.
"Bahkan sekarang udah ndak ada lagi yang nebang pohon, berburu. Kalau dulu terkenal," ungkap Awaludin.