Hanya Ada 3 Guru Garis Depan yang Mengabdi di SD dan SMP Desa Pala Pasang
Desa Pala Pasang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau perlu mendapatkan perhatian di bidang pendidikan khususnya.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
Hanya Ada 3 Guru Garis Depan yang Mengabdi di SD dan SMP Desa Pala Pasang
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK- Dusun Pala Pasang, Desa Pala Pasang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau perlu mendapatkan perhatian di bidang pendidikan khususnya.
Keadaan yang sangat miris sebab disekolah SD, dan SMP hanya ada 3 orang guru GGD yang dikontrak pemerintah untuk mengajar anak disana.
Jadi domisili mereka bukan berasal dari daerah Desa Pala Pasang. Sistem belajar disana misal satu bulan full guru itu satu saja, dan nati sistem rolling.
Baca: Oknum Guru Honorer di Sandai Setubuhi Muridnya
Baca: Kisah Desa Pala Pasang Di Entikong, Tanpa Unit Kesehatan & Hanya Andalkan Obat Tradisional
Baca: Pemulangan Jenazah TKI Terkendala Anggaran, Biaya Capai Rp 16,8 Juta
Kadang kala siswa bisa bosan dalam satu bulan belajar hanya satu mata pelajaran itu-itu saja karena tergantung gurunya.
Fasilitas sekolah disana untuk SMP kemarin baru saja mendapat bantuan Lab tapi alatnya belum ada, karena keterbatasan listrik jadi disana adik-adik buta komunikasi melalui komputer.
Akses untuk beli bahan untuk keperluan sekolah juga harus keluar dan tidak di dusun itu. Jadi memang mereka msndapatkan alat tulis mengandalkan donasi.
Untuk Bangunan SMP sudah lumayan baik. Cuma untuk bangunan SD kondisinya sangat memprihatinkan dari kondisi papan tulisnya, bangku dan lantainya masih perlu diperhatikan.
Total siswa yang ada di SD dan SMP berjumlah sebanyak 90 orang.
Volunteer kegiatan Tapal Batas perwakilan dari Pontianak, Bhekti Purwo Adzanianto mahasiswa semester akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura menjelaskan bahwa donasi Pala Pasang sudah dibuka dari tanggal 23 sampai 31 Maret dengan target donasi Rp.20 juta.
Kemudian kawan dari daerah lain membantu menggalang dana juga.
"Alhamdulillah target Rp.20 juta malah sudah terlewati , sekarang sudah terkumpul Rp.23 juta, ditambah lagi dana penambahan dimalah puncak dies natalis FKIP Untan yang belum dihitung," ujar Bekti kepada Tribun Pontianak, senin ( 1/3/2019).
Untuk penyerah donasi karena sebagai ketua kemungkinan Bekti yang akan pergi dengan beberapa kawan-kawan yang kemarin sudah pergi.
Harapan dari kegiatan dan juga donasi uang dilakukan pleh Eymoveon adalah follow up agar bisa membuat laporan, yang mana akan di audiensikan dengan stake holder terkait.
Khususnya dalam hal ini mengaudiensi ke Gubernur Kalbar Untuk melaporkan hasil kegiatan,dan menceritakan beginilah kondisi Indonesia khususnya di Kalbar dari daerah perbatasan.