Jerrah, Bayi Laki-laki Shamima Meninggal Dunia Akibat Pneumonia di Kamp Pengungsian Suriah

kabar kematian putra Shamima itu, namun menolak memberikan keterangan lebih rinci terkait penyebab maupun kapan bayi itu meninggal

(via Sky News)
Shamima Begum (kanan), remaja 19 tahun yang kabur dari Inggris demi bergabung dengan ISIS ketika diwawancarai oleh Sky News setelah melahirkan anak ketiganya di kamp pengungsi al-Hawl. 

Jerrah, Bayi Laki-laki Shamima Meninggal Dunia Akibat Pneumonia di Kamp Pengungsian Suriah 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, DAMASKUS - Bayi laki-laki Shamima Begum, perempuan asal Inggris yang bergabung dengan ISIS di Suriah, dikabarkan telah meninggal.

Bayi bernama Jerrah yang baru lahir beberapa pekan lalu di kamp pengungsian di Suriah itu meninggal karena pneumonia, menurut sertifikat medis, seperti dilaporkan BBC.

Juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Mustefa Bali, pada Jumat (8/3/2019), mengkonfirmasi kabar kematian putra Shamima itu, namun menolak memberikan keterangan lebih rinci terkait penyebab maupun kapan bayi itu meninggal.

Dia juga sebelumnya sempat membantah kabar duka itu dalam sebuah postingan di akun media sosial Twitter miliknya.

Shamima, yang baru berusia 19 tahun, meninggalkan Inggris menuju Suriah empat tahun lalu bersama dengan dua teman sekolahnya.

Di Suriah, Shamima menikah dengan seorang pria anggota ISIS asal Belanda, Yago Riedijk, dan sebelumnya telah melahirkan dua anak lainnya. Namun keduanya juga telah meninggal, diyakini lantaran sakit dan kekurangan gizi.

Baca: Setelah 40 Tahun Terpisah, Pensiunan Tentara Akhirnya Bertemu Anaknya lewat Biro Jodoh

Bulan lalu, dia muncul di media, mengatakan ingin kembali ke Inggris. Shamima yang melarikan diri dari pertempuran ISIS melawan pasukan koalisi yang didukung AS, tiba di pengungsian dalam kondisi hamil dan akhirnya melahirkan di kamp pengungsian.

Tetapi beberapa hari lalu, Shamima dikabarkan telah meninggalkan kamp pengungsian setelah mendapat sejumlah ancaman pembunuhan, yang diduga datang dari pihak-pihak yang tidak senang dengan keputusan Shamima untuk pulang ke Inggris dan berbicara kepada media.

Shamima sebelumnya juga telah kehilangan kewarganegaraan Inggris miliknya yang dicabut pemerintah Inggris. Dia juga ditolak untuk kembali ke kampung halamannya.

Namun bayi Shamima sempat dijanjikan oleh Kementerian Dalam Negeri bakal mendapat bantuan dan diperlakukan sebagai warga negara Inggris apabila mampu mencapai perwakilan Inggris di luar Suriah.

Kasus Shamima telah mencuatkan kembali masalah yang dihadapi banyak negara Eropa, di mana warga negaranya banyak yang bergabung dengan ISIS dan kini ingin kembali.

Pemerintah negara-negara Eropa dilanda dilema apakah akan menerima kembali para mantan anggota dan simpatisan ISIS tersebut atau tidak. Beberapa di antaranya kemudian memutuskan mencabut kewarganegaraan mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda.

Namun kabar kematian bayi Shamima tampaknya menjadi alat untuk kembali menekan dan mengkritik keputusan pemerintah Inggris.

Tokoh oposisi senior Inggris, Diane Abbott menyebut Inggris telah melanggar hukum internasional karena keputusannya dianggap turut menyebabkan kematian bayi Shamima.

Baca: Jokowi: Album Foto ini Jika Ditukar Sepeda Bisa Jadi 10 Unit, Karena Apa

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags
Shamima
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved