Ternyata Makan Malam Justru Penting Untuk Diet

melewatkan makan malam sama sekali tak membantu kita untuk mendapatkan berat badan ideal.

Editor: Ishak
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
diet 

Ternyata Makan Malam Justru Penting Untuk Diet 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Agaknya ada sebuah miskonsepsi tentang makan malam dalam upaya diet.

Banyak orang percaya jika ingin menurunkan berat badan, maka makan malam adalah hal yang terlarang.

Padahal, melewatkannya  justru hanya memicu rasa lapar, asam lambung, mual, dan gangguan tidur.

Dengan kata lain, melewatkan makan malam sama sekali tak membantu kita untuk mendapatkan berat badan ideal.

Ahli gizi dari New Delhi, Nmami Agarwalt, menyarankan kita untuk menghindari makan dalam porsi besar sebelum tidur.

"Ini berguna untuk menghindari refluks gastroesofagus dan penambahan berat badan," ucapnya.

Baca: Ini Spesifikasi Samsung Galaxy A10 yang Segera Meluncur, Harga Cukup Ramah Rp 1,7 Juta

Baca: 50 Anak Pontianak Dididik Jadi Pelopor dan Pelapor Oleh Pemkot Pontianak

Makan makanan berat dan besar sebelum waktu tidur dapat membuat kita merasa tidak nyaman.

Makan malam dalam porsi besar memiliki efek sama seperti alkohol yang memperlambat kinerja tubuh keesokan harinya. 

Selain itu, jika menu makanan kita tinggi gula dan lemak dapat membebani sistem pencernaan sehingga tubuh menyimpan lemak terlalu banyak.

Inilah yang menyebabkan kenaikan berat badan dan menyebabkan kualitas tidur terganggu, sehingga membuat kita melambat baik secara fisik maupun mental keesokan harinya.

Baca: Seorang Oknum Dokter Bertugas di RS Singkawang Diciduk Petugas, Diduga Miliki Sabu

Baca: Malaysia Gagas Ide Revolusioner Ciptakan Mobil Terbang, Malah Banjir Kritik dan Cemoohan

Porsi

Agarwalt mengatakan, banyak dari kita yang tak tahu bagaimana dan berapa ukuran porsi yang tepat untuk makan malam.

"Setiap makanan butuh waktu untuk dicerna. Ketika makan terlalu malam, proses pencernaan akan menghambat tidur," ucapnya.

Makan mendekati waktu tidur juga membuat kalori disimpan sebagai lemak dalam otot karena kurangnya aktivitas tubuh atau fisik.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved