Tahun 2018 Pencapaian Ekspor Barang dari Kalbar Hampir Mencapai 1,3 juta dolar AS
Maka disitu kita genahkan, 5000 lebih US dolar, angka itu bukan lost, tapi itu tidak termasuk dalam data BPS Kalbar
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Tri Pandito Wibowo
Tahun 2018 Pencapaian Ekspor Barang dari Kalbar Hampir Mencapai 1,3 juta dolar AS
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar, Sugiri ikut hadir dalam kegiatan sosialisasi ekspor ikan yang diadakan di Aula Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B, Kamis (28/2/2019).
Sugiri mengatakan, potensi produk di Kalbar sangat banyak sekali yang bisa diekspor ke luar negeri. Satu di antaranya adalah ikan hias Arwana. Hal ini ia sayangkan, karena dengan besarnya potensi pengiriman tersebut dari Kalbar akan tetapi tidak terdata karena banyaknya eksportir yang mengirimkan barangnya melalui Bandara Jakarta, Soekarno Hatta yang mana Susana dibantu oleh para agen atau layanan jasa.
"Maka disitu kita genahkan, 5000 lebih US dolar, angka itu bukan lost, tapi itu tidak termasuk dalam data BPS Kalbar, tetapi masuk di BPS nasional," ujarnya.
Baca: Bupati Landak Imbau Warga Tak Sembarangan Viralkan Informasi Kesulitan Masyarakat di Medsos
Baca: Kompol Syarifah Salbiah: Program Save Our Student Paket Lengkap Dari Police Goes To School
Baca: KRONOLOGI Temuan Mayat di Ruko Imam Bonjol hingga Kesaksian Keluarga Korban
Lanjutnya, diperkirakan pada tahun 2018 lalu pencapaian ekspor barang dari Kalbar hampir mencapai 1,3 juta US dolar, jika dikalkulasikan dengan semua komoditi ikan lain yang dikirim melalui bandara Soekarno Hatta. Data ini menjadi sangat penting ketika akan ada pembagian Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusat.
"Sangat dirugikan, ketika Kalbar pada dasarnya mampu mengekspor barang ke luar negeri dengan jumlah yang lebih besar, namun hanya disebabkan jasa pengirimannya tidak melalui penerbangan maskapai yang ada di kota Pontianak, sehingga tidak terdata oleh BPS Kalbar,"sebutnya.
Sugiri menerangkan, dalam konteks kepentingan daerah ini sangat penting, belum lagi jika dipandang dari sudut neraca perdagangan.
Berangkat dari inilah kemudian konsen khusus di Disperindag Kalbar terkait dengan pencatatan data. Dia berharap semua pihak terkait bisa bersinergi mengatasi hal ini.
"Adanya permasalahan ini kemungkinan besar disebabkan regulasi fasilitas pengiriman yang disediakan oleh bandara di Soekarno Hatta yang dirasa lebih efektif dan efisien, terutama soal waktu pengiriman yang relatif cepat,"imbuhnya.
Untuk itu, dia berharap ke depannya maskapai penerbangan di Pontianak bisa memfasilitasi layanan ini. Namun sebelumnya dari pihak maskapai harus lebih dulu memberikan pemahaman terkait dengan bagaimana teknisnya, regulasinya, biaya cost. Sehingga para eksportir paham dan semua barang ekspor dari Kalbar bisa teridentifikasi di data BPS.