Wacana Satgas Saber Pungli Masuk Kampus, DPRD Kalbar Minta Pihak Kampus Dukung dan Terbuka
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Barat, Bong Ci Nen meminta kampus, perguruan tinggi
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
Wacana Satgas Saber Pungli Masuk Kampus, DPRD Kalbar Minta Pihak Kampus Dukung dan Terbuka
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Barat, Bong Ci Nen meminta kampus, perguruan tinggi atau universitas mendukung masuknya satuan tugas sapu bersih pungutan liar (satgas saber pungli) ke lingkungan mereka.
Menurut dia, hal ini sebagai upaya menghindarkan kampus dari potensi pungli.
“Kampus harus terbuka mendukung itu. Kalau tidak ya kita curiga juga dengan kampusnya. Kalau nolak ya, kita curiga,” ungkapnya kepadatribunpontianak.co.id saat dikonfirmasi, Selasa (26/2/2019) pukul 20:56 WIB.
Legislatif, kata dia, tentunya menyambut wacana ini secara positif. Pasalnya, tidak dipungkiri masih ditemui keluhan dari mahasiswa-mahasiswi maupun orangtua terkait aktivitas pungli.
Baca: VIDEO: Penjelasam Kanwil Kemenkumham Kalbar Terkait Over Kapasitas 123 Persen
Baca: LIVE ILC TVOne Sedang Berlangsung, Inilah Para Narasumber! Wow, Ada Neno Warisman
Baca: Cuplikan Gol Indonesia vs Thailand, Timnas Indonesia Juara Piala AFF U-22 2019
“Itu sangat bagus. Karena keluhan dari mahasiswa-mahasiswi dan orangtua memang sudah ada kejadian seperti itu. Metodanya macam-macam,” terangnya.
Bong Ci Nen sepakat bahwa pungli harus diberantas dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Tentunya wacana satgas saber pungli masuk kampus dinilai sebagai upaya penanganan awal atau pencegahan terhadap potensi pungli.
“Jangan sampai akut baru ditangani. Kalau sudah akut baru ditangani, ya susah lah itu,” katanya.
Citra kampus harus dijaga sebagai wadah pencetak intelektual yang nantinya menjadi harapan penerus bangsa. Politisi Golkar itu menimpali selain kampus, penguatan satgas saber pungli juga harus dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Dasar (SD) sederajat.
“SMA dan SMK juga harus dimasuki. Karena walau bagaimanapun tetap ada juga kedengaran seperti itu. Semisal, ada istilah penentuan jookey berdasarkan indent. Jadi, pada sekolah favorit, pemenuhan kuota ada yang sudah di-indent dulu dengan macam-macam alasan,” imbuhnya.
“Itu juga harus diperhatikan betul. Jangan sampai orang pintar karena tidak punya konektivitas lalu tidak bisa melanjutkan sekolah. Intinya saya sambut wacana satgas saber pungli masuk kampus,” tukasnya.