Pilpres 2019

Takut Prabowo Politisasi Jumatan, Ketua Masjid Ajukan Keberatan, Fahri Hamzah Minta KPU Bertindak

Ini tidak sehat. nanti ini akan di persepsi oleh orang sebagai ketidakadilan, dan ketidaknetralan penyelenggara pemilu dalam hal ini pemerintah

Youtube/CNN
Babeh Haikal Hassan Baras (kanan) saat bersama Prabowo Subianto di Reuni Akbar 212, Minggu (2/12/2018). 

Takut Prabowo Politisasi Jumatan, Ketua Masjid Ajukan Keberatan, Fahri Hamzah Minta KPU Bertindak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta KPU, Bawaslu, dan pemerintah cepat bertindak terhadap pelarangan Prabowo Subianto Salat Jumat di Masjid Kauman Semarang.

Pelarangan tersebut menurutnya tidak bisa dibiarkan begitu saja.

"Harus segera aktif dong itu Bawaslu dan KPU harus segera teriak dong. bilang sama polisinya itu enggak boleh ada larangan larangan begitu. Orang mau Salat di mana, urusan dia lah yah," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (14/2/2019).

Apabila dibiarkan menurut Fahri menunjukkan bahwa Pemilu 2019 sudah tidak sehat, karena menimbulkan persepsi pada masyarakat adanya ketidaknetralan penyelenggara Pemilu.

"Ini tidak sehat. nanti ini akan di persepsi oleh orang sebagai ketidakadilan, dan ketidaknetralan penyelenggara pemilu dalam hal ini pemerintah," katanya.

Baca: Tim Sergap TNI AD Tatap Muka dengan Kelompok Tani, Ini Yang Dibicarakan

Baca: Coffee Camp, Tempat Asyik Ngumpul di Singkawang

Kondisi sekarang ini menurut Fahri serba salah. Saat calon petahana diperbolehkan tidak cuti selama masa kampanye, membuat kekuasan bisa digunakan untuk pemenangan Pemilu. Karena Fahri mensinyalir ada peran kakti tangan penguasa dalam pelarangan Prabowo Salat Jumat.

"Ada indikasinya yang bermain malah kaki tangan pemerintahan. itu saya dapat laporan dari orang timnya pak Prabowo, bahwa pak Prabowo itu dibatasi ketemu orang. Dibatasi jumlah orang yang datang ke acaranya. kaya gitu-gitu lah," pungkasnya.

Sebelumnya dilansir dari Tribun Jateng, Ketua Masjid Agung Semarang atau biasa disebut Masjid Kauman, KH Hanief Ismail, menyatakan keberatan adanya rencana Capres 02 Prabowo Subianto jumatan di Masjid Kauman Semarang, Jumat (15/2/2019).

Secara khusus KH Hanief mengontak mantan Komisioner Panwaslu Semarang Mohamad Ichwan menulis keberatannya itu.

Dia juga meminta agar diberitahukan kepada Bawaslu Kota Semarang untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Menurut Kiai Hanief, jumatan yang akan diadakan oleh Prabowo itu perbuatan memolitisasi ibadah shalat jumat sekaligus memakai masjid untuk kepentingan politik.

Baca: Gemawan Akan Beri Pendampingan Kepada Sekolah-sekolah di Kabupaten Sambas

“Kami para nadlir atau takmir Masjid Kauman merasa keberatan dengan rencana jumatan Prabowo tersebut. Tolong sampaikan ke Bawaslu agar mengambil tindakan yang perlu sesuai aturan hukum," tutur Kiai Hanief yang juga Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang dalam keterangan pers kepada Tribunjateng.com, Kamis (14/2/2019).

Lebih lanjut Kiai Hanief menjelaskan, pihaknya tidak pernah mendapat surat pemberitahuan dari tim kampanye Prabowo-Sandi maupun dari partai pengusung pasangan capres-cawapres tersebut.

Maka peristiwa akan digelarnya shalat jumat oleh Prabowo dan pendukungnya di Masjid Kauman tidak melibatkan Nadlir atau Takmir Masjid.Secara resmi maupun secara informal, pihak takmir tidak pernah menyetujui atau memberi izin.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved