Waspada DBD, dr Fujiyanto Bagi Tips Kenali Dan Tangani DBD Sejak Dini

Dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso Pontianak, dr Fujiyanto menegaskan pentingnya mengenali penyakit Demam Berdarah Dengue

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso Pontianak, dr Fujiyanto. 

Waspada DBD, dr Fujiyanto Bagi Tips Kenali Dan Tangani DBD Sejak Dini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedarso Pontianak, dr Fujiyanto menegaskan pentingnya mengenali penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak dini.

Pengenalan gejala penyakit DBD oleh masyarakat diharapkan agar bisa segera dilakukan penanganan lebih lanjut.

Sehingga, penyakit berbahaya ini tidak sampai akibatkan dampak serius seperti kematian lantaran tidak segera diobati.

Baca: Serius Realisasikan Kapuas Raya, Midji Tinjau Lokasi Pembangunan Kantor Gubernur Kapuas Raya

Baca: Pertemuan Para Pastor se-Keuskupan Agung Pontianak, Hasilkan Tujuh Point Keputusan

Baca: Wali Kota Singkawang Terima Laporan Presiden Joko Widodo Hadir Saksikan Cap Go Meh di Singkawang

“Gejala utama sakit DBD adalah demam tinggi. Biasanya suhu badan di atas 39 derajat celcius,” ungkapnya kepada tribunpontianak.co.id, Selasa (12/2/2019).

Demam itu, kata Fujiyanto,  terjadi sepanjang hari dan terus-menerus. Biasanya, pasien mengeluhkan demam yang tidak turun, kendati sudah konsumsi obat demam. Selain demam, DBD juga diikuti oleh gejala penyerta lainnya berupa sakit kepala, sakit badan dan mual muntah.

“Sakit DBD juga bisa menimbulkan gejala pendarahan seperti mimisan, gusi berdarah dan bintik-bintik merah pada kulit,” terangnya.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua penderita DBD mempunyai gejala bintik merah pada kulit. Di sisi lain, masyarakat juga harus tahu bahwa tidak semua bintik merah pada kulit adalah DBD.

“DBD mempunyai pola demam seperti pelana kuda, yaitu demam tinggi selama 3-4 hari, kemudian demam turun pada hari ke-5 dan 6. Suhu kembali meningkat pada hari ke-7 hingga kemudian sembuh,” paparnya.

Ia menambahkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan DBD. Pertama, fase demam tinggi. Pada fase ini, pemberian obat demam harus dimaksimalkan.

Baca: Wali Kota Singkawang Terima Laporan Presiden Joko Widodo Hadir Saksikan Cap Go Meh di Singkawang

Baca: Bupati Citra Ingatkan Kades Agar Bebas Korupsi dan Pungli

Baca: VIDEO: Link Live Streaming Timnas U22 Vs Madura Utd, LIVE Indosiar Jam 15.00 WIB! Jadwal Piala AFF

“Bila perlu diberikan setiap empat jam,” imbuhnya.

Demam tinggi dan terus menerus diakui membuat pasien menjadi sangat tidak nyaman hingga terkadang sulit untuk istirahat atau tidur. Pemberian obat demam maksimal, terang dia, akan membantu kurangi gejala tidak menyenangkan.

“Setelah demam hari ke-3 atau 4 biasanya dokter menyarankan untuk pemeriksaan darah dalam mendeteksi dan menunjang diagnosis DBD. Pemeriksaan darah tidaklah wajib, alangkah baiknya agar memeriksakan diri pada dokter sebelum pemeriksaan darah,” sarannya.

Poin kedua yang harus diperhatikan dalam pengobatan DBD adalah memperhatikan secara seksama kondisi pasien ketika fase demam turun. Pada fase ini kondisi pasien bisa masuk dalam keadaan syok.

Tanda bahaya dari syok adalah keringat dingin, pusing, kaki dan tangan terasa dingin, penurunan tekanan darah hingga penurunan kesadaran.

“Kondisi ini sangat berbahaya bagi pasien dan dapat menyebabkan kematian. Jika terdapat tanda-tanda syok harus segera dibawa ke rumah sakit,” pungkasnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved