Guru Cabuli Murid, Psikolog: Pribadi yang Menyimpang
Artinya guru itu, harus dipertanyakan sejauh mana tanggungjawab moralnya, tanggungjawab dirinya terhadap anak didiknya.
Penulis: Syahroni | Editor: Didit Widodo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak; Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, TRIBUN - Dunia pendidikan di Kota Pontianak tercoreng oleh ulah seorang oknum guru matematika berinisial IA (57). Oknum guru PNS di sebuah SD Negeri di Jalan Purnama Pontianak Selatan diduga kuat melakukan perbuatan tak senonoh pada muridnya sendiri sebanyak lima kali. Kini, guru wali kelas pengajar matematika itu pun meringkuk di tahanan Polresta Pontianak.
Ketua Himpunan Psikologi (HIMPSI) Wilayah KalBar, Fitri Sukmawati pun angkat bicara mengenai kasus ini. Berikut analysanya terkait psikologis tersangka dan korban;

Memang, ketika orang melakukan penyimpangan seksual, pasti ada suatu yang kurang dan pondasi agamanya sangat tidak kuat. Dalam Kasus ini, pelaku inisial IA (57) melakukan tindakan kejahatan seksual pada muridnya, seharusnya murid itu dilindungi, disayang dan dijaga tapi malah dirusak oleh gurunya.
Artinya guru itu, harus dipertanyakan sejauh mana tanggungjawab moralnya, tanggungjawab dirinya terhadap anak didiknya.
Pasti ada yang salah dengan si guru itu, kesalahan tentunya dari kepribadian dia. Saya tidak memeriksanya secara psikologis, saya tidak tahu dia seperti apa, tapi pasti ada sesuatu yang menyimpang dari kepribadiannya.
Baca: Wali Kota Pontianak Pastikan Pecat Oknum Guru Cabul
Baca: Cabuli Murid Dalam Kelas, Guru Matematika Ini Diringkus Polisi
Apalagi sudah lima kali dilakukan, guru itu pasti mempunyai arogansi yang kuat sehingga anak itu mempunyai ketakutan yang besar memberi tahu pada orang lain.
Sebenarnya gini, seorang anak sekolah mereka itu patuh sama gurunya. Mereka itu mengikuti apa kata gurunya.
Inilah pentingnya seorang pendidik yang sehat secara psikologis. Setiap seorang pendidik yang sehat psikologisnya, akhlaknya baik, taat pada agama itu sangat penting sekali.
Tapi saat seorang pendidik yang sudah tidak bisa digugu dan ditiru maka dia akan merusak masa depan siswanya.
Perbuatan guru yang menyetubuhi muridnya tidak dibenarkan dan ini jelas adanya penyimpangan dan psikologis yang tidak sehat.
Untuk korbannya jangan sampai dia merasa putus asa dan trauma, maka dia harus dijaga dan didampingi oleh orangtua. Dia perlu penangan serius dan dilihat kepribadiannya, apakah anak yang ceria atau anak yang pendiam.
Kalau dia anak yang ceria maka bisa jadi dia akan melewati masa sulit ini, tapi kalau anaknya introvert maka diperlukan dukungan yang sangat intens membantunya melewati masa sulit itu.
Fenomena saat ini, di mana kejadian kejahatan seksual di sekolah sudah sangat banyak. Selaku orangtua, harus tahu dan memilih sekolah yang sehat, sekolah yang benar-benar bertanggungjawab. Perlu diperhatikan juga, bagaimana kedekatan tenaga pendidik anak di sekolah dengan orangtua.
Orangtua harus kenal wali kelasnya, pada guru-gurunya dan itu adalah hal penting. Sehingga orangtua bisa mengawasi dan tau perkembangan anaknya.
Apabila orangtua hanya menitipkan anaknya tanpa tahu siapa yang mendidik anaknya maka bisa saja terjadi misskomunikasi. Oleh sebab itu, pendidikan ini banyak pihak yang harus bertanggungjawab, guru, orangtua dan pihak pemerintah.