Akses Sulit Paksa Pelajar Desa Setiabudi dan Desa Sentalang Tinggal di Gubuk, Ini Kata Kades
Anak-anak desa kami ada 17 orang. Mereka tinggal sini. Numpang tanah. Ini bikin pondok sendiri. Tidak ada sewa
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Tri Pandito Wibowo
Akses Sulit Paksa Pelajar Desa Setiabudi dan Desa Sentalang Tinggal dii Gubuk, Ini Kata Kades
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG – Kepala Desa Setiabudi Kabupaten Bengkayang, Tabrani menerangkan ada sekitar 17 orang anak asal desanya yang berdiam sementara di gubuk tidak layak huni, Dusun Sempayuk, Desa Belimbing Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang.
Keputusan itu mau tidak mau harus dilakukan lantaran pertimbangkan jarak tenpuh dan sulit medan untuk menjangkau Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) berlokasi di Kecamatan Lumar.
“Anak-anak desa kami ada 17 orang. Mereka tinggal sini. Numpang tanah. Ini bikin pondok sendiri. Tidak ada sewa. Mereka minta tolong sama yang punya tanah. Tuan tanah memberi tumpangan di tanah ini,” ungkapnya saat diwawancarai awak media di Dusun Sempayuk, Sabtu (2/2/2019).
Baca: TERPOPULER- HEBOH Video Mesum Bertraining SMAN 1, Pesta Seks, Hingga Bella Luna Ferlin Kawin Kontrak
Baca: Penuhi Janji, Sutarmidji Tinjau Gubuk Reyot dan Temui 24 Pelajar di Dusun Sempayuk Bengkayang
Baca: Midji Pastikan Solusi Pembangunan Asrama Dekat Sekolah Jadi Solusi 24 Pelajar Di Bengkayang
Baca: Midji Tanggung Biaya Kuliah Rika, Mahasiswi Asal Bengkayang Yang Dulu Tinggal Di Gubuk
Tabrani mengakui akses dari desanya ke Dusun Sempayuk terbilang sulit. Di Desa Sentalang, bahkan jembatan penghubung tidak ada dan akses jalan sulit dilewati karena masih tanah dan belum ada badan jalan.
“Terimakasih bisa bantu warga kami, walaupun tidak punya tanah bisa diberikan tumpangan tanah. Kalau dari desa kami ke sini sangat jauh mutar dari kabupaten,” terangnya.
Akses dari Dusun Sempayuk ke SDN 04 Lumar dan SMPN 02 Lumar dianggap jalur paling dekat.
“Kalau dari desa kami jauh. Turun gunung naik gunung,” imbuhnya.
Ia menjelaskan 17 anak-anak desanya sudah berdiam di gubuk reyot itu sejak lima tahun terakhir. Rata-rata mereka dan anak-anak Desa Sentalang berasal dari latar belakang keluarga tidak mampu. Orangtua anak-anak itu bermata pencaharian sebagai petani ladang dan kebun.
“Kades sangat berupaya sebenarnya terhadap masalah ini. Kita sambut baik kebijakan Pak Gubernur turun langsung meninjau dan menangani masalah ini,” tandasnya.