Pembunuhan Pengusaha Keripik Pisang
Tak Terima Pernyataan Tersangka, Keluarga Bantah Korban Pengidap Homo Seksual
AP berdalih pembunuhan yang dilakukannya lantaran sakit hati kepada korban yang tidak memenuhi janjinya
Penulis: Ramadhan | Editor: Tri Pandito Wibowo
Tak Terima Pernyataan Tersangka, Keluarga Bantah Korban Pengidap Homo Seksual
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH – Pembunuhan Haryanto (40), warga Desa Malikian, Kabupaten Mempawah, telah terungkap. Polisi menangkap AP (18) yang diduga menjadi pelaku pembunuhan.
Usai ditangkap di sebuah salon, AP berdalih pembunuhan yang dilakukannya lantaran sakit hati kepada korban yang tidak memenuhi janjinya untuk memberikan uang sebesar Rp 500 ribu.
Hingga akhirnya, AP nekat menghabisi nyawa korban dengan menggunakan cangkul.
Baca: Gempar! Warga Desa Malikian Dihebohkan Penemuan Mayat Pria di Dalam Kamar
Baca: Penemuan Mayat di Desa Malikian, Tetangga Sebut Korban Tinggal Sendiri
Baca: Hasil Piala Indonesia 757 Kepri vs Persija Jakarta, Macan Kemayoran Melaju ke Babak 16 Besar
Baca: Midji Berikan Ucapan Selamat kepada Wisudawan Universitas Tanjungpura
AP memukul bagian wajah korban dengan cangkul hingga tewas bersimbah darah. AP kemudian melarikan diri dengan membawa kabur sepeda motor dan sejumlah barang milik korban.
Tak terima atas pernyataan tersangka. Pihak keluarga menyebutkan pernyataan tersangka bohong, karena korban bukan pengidap homo seksual.
“Pengakuan dan pernyataan AP tentang penyimpangan seksual kepada korban merupakan kebohongan besar. Korban bukanlah homo seksual,” ujar Muslimin, adik ipar korban kepada awak media di sela-sela acara tahlilan di kediamannya, Rabu (30/1/2019) malam.
Menurut Muslimin, penyimpangan seksual yang dituduhkan AP kepada korban terbantahkan dengan fakta bahwa korban pernah berumah tangga dengan seorang perempuan dan telah memiliki anak.
“Bahkan, dalam waktu dekat rencananya akan menikah dengan wanita idamannya yang juga warga Desa Malikian,” ungkap Muslimin.
Muslim mengaku sangat mengenal kepribadian korban. Semasa hidupnya, korban dikenal sebagai sosok yang ramah terhadap masyarakat. Baik di lingkungan keluarga, masyarakat hingga karyawannya.
“Beliau tidak pernah memilih-milih teman dan sangat bergaul dengan masyarakat. Karenanya, tidak mungkin korban melakukan perbuatan tidak senonoh itu kepada pelaku,” tegasnya.
Lebih jauh, Muslimin menuturkan korban sudah lama mengenal AP, sebab AP dulunya sempat mengenyam pendidikan SMP di Sungai Kunyit sebelum akhirnya pindah ke Pontianak. Begitu pun korban dulunya bermukim di Sungai Kunyit sebelum memutuskan pindah ke Desa Malikian.
“AP ini memang dikenal sebagai anak yang berkelakuan buruk. Para tetangga dan masyarakat di lingkungannya faham betul dengan kelakuan AP yang arogan,” tuturnya.
Muslimin menduga pembunuhan yang dilakukan AP sudah direncanakan. Sebab, AP menginap dirumah korban sejak beberapa hari terakhir sebelum pembunuhan itu dilakukannya.
Pihak keluarga pun mendapatkan bukti-bukti percakapan korban dengan rekannya yang membahas tentang kelakuan buruk AP.