Banyak Kekurangan, RSUD Ade M Djoen Sintang Sulit Naik Kelas B
Sutarmidji dan Bupati Sintang Jarot Winarno saat berkunjung ke RSUD Rujukan Ade M Djoen Sintang dan Rusunawa
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Tri Pandito Wibowo
Banyak Kekurangan, RSUD Ade M Djoen Sintang Sulit Naik Kelas B
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, dr Rosa Trifina menyambut kunjungan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji dan Bupati Sintang Jarot Winarno saat berkunjung ke RSUD Rujukan Ade M Djoen Sintang dan Rusunawa, Jumat (25/1/2019) sore.
Baca: Midji Tinjau RSUD Sintang dan Rusunawa, Djarot: Siapkan Administrasi Segera Dilelang
Baca: Pramugari Mendadak Serangan Jantung, Hawaiian Airlines Alihkan Penerbangan
Baca: 3 Pelajar Tersengat Listrik Tali Kawat Layangan, Kapolsek Pontianak Timur Beberkan Kronologinya
Baca: LIVE RCTI Persiwa Vs Persib Bandung, Ajang Pemain Muda Rebut Hati Pelatih Persib Miljan Radovic
Rosa menjelaskan bahwa RSUD Ade M Djoen Sintang sudah berstatus sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional sehingga pihaknya harus berupaya mengejar kenaikan kelas ke B.
“Dengan gedung lama di Pasar Inpres. RSUD Ade M Djoen mentoknya di rumah sakit kelas C saja. Tidak mungkin bisa naik kelas ke B. Untuk bisa naik kelas kita memang harus pindah semua ke gedung baru di Jalan YC Oevang Oray ini," katanya.
Sementara gedung yang baru inipun harus melengkapi banyak hal untuk bisa naik kelas ke B. Begitu juga soal akreditasi, gedung lama hanya mendapatkan Akreditasi Dasar, sementara kalau mau naik kelas harus mendapatkan Akreditasi Utama.
“Sebenarnya di sini masih banyak yang kurang. Namun tahun 2019 ini kita akan segera bangun gedung untuk rawat inap kelas 1, 2 dan 3. Sementara akan kita bangun untuk 95 tempat tidur dengan menggunakan dana DAK 44 milyar," katanya.
Untuk di gedung lama, Rosa mengatakan sudah memiliki 126 tempat tidur. Namun masih terjadi kekurangan. Sebenarnya diajukan keperluan dana sekitar 60 milyar. Namun disetujui hanya 44 milyar. Sehingga diputuskan bangun secara bertahap dulu.
"Kalau Pemerintah Provinsi Kalbar bisa bantu kekurangannya, tentu lebih bagus. Saat ini kamar operasi juga belum ada. Rencana kamar operasi dibangun pada 2020. Sehingga 2021 bisa pindah total ke gedung baru ini," katanya.
Rosa menyampaikan bahwa dana RSUD Ade M Djoen Sintang membengkak karena memiliki dua gedung. Dana Pagu yang ada sangat kurang dan hanya cukup untuk operasional selama 10 bulan saja.
“Kemarin Sekjen Kemenkes juga datang membawa Kepala Biro Perencanaan Kemenkes sehingga mereka sudah mencatat kebutuhan pengembangan rumah sakit rujukan ini. Dan mudah-mudahan di anggaran 2020 nanti kita kembali mendapatkan alokasi anggaran," tambah Rosa.
Menyinggung soal gedung rumah sakit lama akan digunakan untuk apa setelah seluruh operasional rumah sakit pindah ke gedung baru, dr Rosa Trifina menyerahkan sepenuhnya kepada Bappeda Kabupaten Sintang.
“Kami serahkan ke Bappeda saja. Tetapi kami membayangkan kalau Provinsi Kapuas Raya terbentuk berarti harus ada juga rumah sakit tipe C di dalam kota untuk mendukung dan membantu rumah sakit rujukan ini. Tetapi kami mempersilakan Bappeda untuk membuat kajian gedung tersebut digunakan untuk apa,” pungkas Rosa Trifina.
Yuk Follow Instagram Tribun Pontianak