Di Konsolidasi PKB Kalbar, Cak Imin Beberkan Rahasia Melonjaknya PKB di Survei Pemilu 2019
Lebih lanjut, menurut Cak Imin, sejak Gus Dur jadi Presiden, sejak reformasi dilahirkan, sejak pemerintahan hasil demokrasi dibangun
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Dhita Mutiasari
Di Konsolidasi PKB Kalbar, Cak Imin Beberkan Rahasia Melonjaknya PKB di Survei Pemilu 2019
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Umum PKB, A Muhaimin Iskandar atau yang dikenal Cak Imin membeberkan rahasia pihaknya dapat meningkat disurvei nasional untuk Pemilu 2019.
Seperti yang diketahui, konsolidasi PKB ini mengangkat optimalisasi peran PKB sebagai Partai Agamis Nasionalis untuk mempererat ikatan kebangsaan, menuju Pancasila jaya.
Kegiatan ini juga dihadiri Gubernur Kalbar, Sutarmidji, Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, Anggota DPR RI, Daniel Johan, Mantan Bupati Sambas, Juliarti Djuhardi Alwi, Riefan Fajarsyah, Dr. Khalilah, Akademisi Untan, Eddy Suratman, Mantan Sekda Pontianak, M Akip beserta jajaran tamu dan kader lainnya.
Baca: Sutarmidji Puji PKB Terang-terangan Kampanyekan Jokowi-KH Maruf, Bandingkan Parpol Koalisi Lain
Baca: Hadiri Konsilidasi Caleg PKB Se-Kalbar, Ini Janji Sutarmidji ke Partai Pengusungnya
Baca: Konsolidasi Caleg PKB se Kalbar, Ifan Seveenten Sampaikan Ini di Depan Muhaimin dan Gubernur Kalbar
"Kenapa akhir-akhir ini survei menunjukan PKB diluar dugaan, bahkan banyak survei menempatkan posisi PKB sudah juara ketiga dalam pileg 2019, saya sendiri sebagai ketua umum kaget, kok banyak survei menempatkan PKB dijuara ketiga, gak nyangka, terkaget-kaget saya, kok bisa ngalahkan Golkar yang dikdaya itu, itu aneh," kata Cak Imin, Sabtu (19/01/2019) malam.
"Jawabanya ternyata sederhana, PKB mengejar harapan dan memberikan harapan kedepan. PKB adalah perwakilan dari harapan sunyi, harapan sepi harapan yang tak terkatakan, harapan yang tak mudah diungkapkan," jelasnya.
Lebih lanjut, menurut Cak Imin, sejak Gus Dur jadi Presiden, sejak reformasi dilahirkan, sejak pemerintahan hasil demokrasi dibangun, suara-suara rangkuman dari keinginan perbaikan yang disebut reformasi, yang disebut transformasi, perubahan, bertahap, sungguh-sungguh terus menerus dan nyata itu berkembang bahkan merata tapi belum terungkap dengan baik, belum terumuskan dengan spesifik, belum terkatakan dengan sungguh-sungguh.
Banyak faktor, yang pertama rakyat masih tertutup dalam pengungkapan seluruh ekspresinya, rakyat masih tidak bisa mengungkapkan dengan baik apa yang menjadi harapannya, sehingga politisi berkewajiban mengangkat, mengaktualkan atau menyatakan apa yang belum masyarakat ungkapkan karena dengan diamnya rakyat, rakyat memang sangat-sangat silent.
Contohnya, kata dia, hampir seluruh rakyat Indonesia anti kekerasan dan tidak suka pertentangan, tapi menuju Pilpres ini yang paling dominan dimedsos adalah pertentangan dan perpecahan, padahal suara terbanyak suara Indonesia, umat Islam Indonesia anti pertentangan dan perpecahan.
"Tapi yang menonjol diframe politik, ini tidak tau salah siapa, salah tim kampanye masing-masing atau siapa gak tau, diantara yang menguat atau muncul dipermukaan seolah-olah pertentangan yang berbagai variannya. Pertama barian agama, seolah-olah Pilpres pertempuran agama, dan PKB dalam hal ini konsisten tidak pernah masuk didalamnya, PKB menjadi penengah, sekaligus PKB mencairkan, mengerasnya ancaman konflik yang berbau agama," tuturnya.
Ditegaskannya, PKB posisinya harus bersama mayoritas rakyat Indonesia yang punya daya tahan kuat, tidak suka konflik, tidak suka pertentangan, tidak suka adu domba, tidak suka ancaman-ancaman perpecahan bangsa.
"Kita punya modal besar, yakni kekuatan nilai, kultur, tradisi sekaligus kekuatan keagamaan yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat, ini kekayaan. Makanya kalau kita masuk menjadi bagian dari kekayaan itu, Insyallah PKB sampai kapanpun daya tahannya kuat dan kokoh," terangnya.