Ustadz Abdul Somad Sampaikan Kabar Duka Menjelang Akhir Tahun 2018: "Bapak Sudah Menunaikan Amanah"
Ustadz Abdul Somad Sampaikan Kabar Duka Menjelang Akhir Tahun 2018: "Bapak Sudah Menunaikan Amanah"
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Abdul Somad menyampaikan kabar duka menjelang akhir tahun 2018.
Sosok pemimpin yang menurut Ustadz Abdul Somad, selain mampu menjadi seorang umaro (pemimpin pemerintahan), juga seorang ulama (berilmu agama).
Sosoknya menurut Ustadz Abdul Somad, merupakan pemimpin yang tidak sombong dan rendah hati.
"Beliau menjadi imam shalat. Shalat yang berbunyi, shalat maghrib. Bacaannya fasih. Dia Umara' yang ulama," tulis Ustadz Abdul Somad di akun instagramnya, kemarin.
Baca: Ustaz Abdul Somad Ungkap Cara Seorang Muslim Menghabiskan Malam Tahun Baru 2019
Baca: Ustadz Abdul Somad Sampaikan 3 Hikmah Ini saat Tabligh Akbar di Peringatan 14 Tahun Tsunami Aceh
Baca: Ustadz Abdul Somad Ungkap Hukum Mengucapkan Selamat Natal Bagi Seorang Muslim
Baca: Begini Gaya Ustadz Abdul Somad Belanja, Netizen: Pontianak Belum Ada Muslim Madani Mart
Baca: Ustadz Abdul Somad Ungkap Rahasia Bocah Bengkalis Hafal Alquran 30 Juzz
Ustadz Abdul Somad mengatakan, pemimpin seperti itu ternyata juga tidak sombong dan rendah hati.
Dia mau menelepon dirinya usai memberikan ceramah di satu tempat.
Kalau memberi sambutan, kata UAS, pemimpin tersebut selalu merangkul, tidak memukul, mengajak semua membangun Kampar, baik yang memilih beliau maupun tidak.
"Mengajak tanpa mengejek. Menyinggung, tapi orang tersanjung," ujar Ustadz Abdul Somad ketika menceritakan sosok umaro yang ulama.
Dia adalah Bupati Kampar H. Azis Zaenal, SH, MM yang meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Kamis 27 Desember 2018.
Almarhum yang lahir tahun 1950 kemudian diterbangkan ke Pekanbaru, lalu dimakamkan di kampung halamannya di Desa Kuapan Kecamatan Tambang, Kampar.
UAS menceritakan sosok Azis Zainal sangat lengkap seperti di postingan instagramnya berikut:
PAK AZIZ ZAINAL DALAM KENANGAN
Ramadhan 2012, semua karyawan perusahaan dan keluarga beliau undang, saya diminta tausiyah buka puasa. Di situ saya kenal beliau, ibu dan keluarga. Ramah, baik, inspiratif dan tidak membosankan.
Setelah itu, beberapa kali bertemu di berbagai kesempatan. Momen yang saya tunggu, saat beliau memberikan kata sambutan, saya suka; tidak pakai teks, kata-katanya tajam, orang tersenyum, dia menarik, memukau, saya ingin seperti beliau.
Tiba saatnya beliau mencalonkan diri pada Pilkada Kampar. Saya cemas, khawatir beliau mengajak untuk kampanye. Ternyata saya su'udzzhan. Beliau bukan model pemimpin seperti itu. Saya tidak pernah dilibatkan acara politik. Beliau menjaga saya.