Kasus DBD di Sungai Durian Alami Peningkatan Hingga 400 Persen

Kepala Puskesmas Sungai Durian, dr Yudi Pilihan Heriwibowo mengatakan peningkatan jumlah kasus DBD mencapai 400an persen.

Penulis: Try Juliansyah | Editor: Dhita Mutiasari
Shutterstock
Ilustrasi demam berdarah 

Laporan Wartawan Tribunpontianak, Try Juliansyah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Peningkatan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian juga mengalami peningkatan.

Kepala Puskesmas Sungai Durian, dr Yudi Pilihan Heriwibowo mengatakan peningkatan jumlah kasus DBD mencapai 400an persen. 

"Tahun 2017 itu hanya 17 kasus disini, sementara hingga akhir November kemarin disini sudah ada 102 kasus DBS," ujarnya, Minggu (9/12/2018).

Baca: Waspada! 315 kasus DBD Terdata di Kubu Raya, 5 Diantaranya Meninggal Dunia

Baca: Kenali Tanda-tanda Demam Berdarah dan Cara Penanganan Awalnya

Diakui olehnya penyebab kenaikan jumlah kasus DBD ini dipengaruhi beberapa faktor. Diantaranya menurutnya dia karena menjelang siklus lima tahunan DBD di 2019 mendatang. 

"Mungkin ini karena memasuki siklus lima tahunan kemudian curah hujan yang tinggi sehingga memudahkan berkembang biaknya nyamuk pembawa DBD. Kemudian faktor lainnya yang cukup berperan padatnya penduduk di sungai Durian ini," tuturnya. 

Diakui olehnya memang saat ini untuk kasus kematian akibat DBD masih belum dapat di pastikan di wilayah sungai durian. Namun pihaknya telah mengupayakan berbagai hal guna mencegah DBD semakin berkembang. 

"Penanganannya ke pasien kalau bisa dirawat kita rawat kalau memang sudah tidak bisa ditangani biasanya di grade ke dua dan tiga ke atas kita kirim ke rumah sakit. Untuk ke masyarakat kita selalu berikan penyuluhan, sekaligus pembagian Abate," tuturnya. 

Sementara ditempat kasus diakuinya dilakukan fogging bersama masyarakat, untuk membunuh nyamuk dewasa. 

"Kita memang perlu adanya laporan DBD dari masyarakat sehingga jika ada kasus kita akan lakukan penyelidikan melalui tim kami untuk membunuh nyamuk dewasa melalui fogging. Untuk fokus Fogging ini 100 rumah dari rumah yang terkena kasus," katanya 

Namun ia mengatakan tidak semua masyarakat yang menerima jika rumahnya dilakukan fogging.  

"Untuk fogging itu kita selalu siap jika memang pemukiman tersebut positif DBD. Namun kembali ke masyarajat karena biasa ada yang mau ada yang tidak mau juga," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved