Ada Sisi Positif Sekaligus Negatif, PR Sekolah Harus Di-Manage Dengan Baik

Adanya PR tentu sebenarnya punya maksud positif. Tapi, sebagai pelajar yang tentu dituntut untuk bisa menuntaskan banyak mata pelajaran

Penulis: Ishak | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Founder Sang Bintang School, Yunsirno 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ishak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pekerjaan Rumah alias PR sudah jadi bak kepastian bagi setiap pelajar. PR, kerap diberikan guru selaku pendidik kepada para siswa dengan berbagai alasan.

Adanya PR tentu sebenarnya punya maksud positif. Tapi, sebagai pelajar yang tentu dituntut untuk bisa menuntaskan banyak mata pelajaran plus berbagai aktivitas lainnya, perlu pandai-pandai memanajemen semua itu.

"Pr bak memiliki dua sisi mata uang. Satu adalah sisi negatif. Satu adalah sisi yg positif," nilai founder Sang Bintang School, Yunsirno, Rabu (19/09/2018).

Baca: Valentino Rossi Dipastikan Tak Hadiri Jumpa Pers MotoGP Aragon Spanyol 2018

Pria yang akrab disapa Mister Yuns ini mengungkapkan, dalam bahasa frontal, aspek negatif Pr bisa diartikan sebagai bukti "kegagalan" pengajaran sang guru memanfaatkan waktu yang tersedia. Sehingga mesti dibebani kepada para murid untuk menambah waktu di rumah agar materi pelajaran yang disampaikan bisa diserap penuh.

Sebaliknya, sisi positifnya adalah bahwa seringkali siswa atau keluarga gak punya ide atau cara untuk memanfaatkan waktu luang di rumah. Dengan kata lain,  adanya penugasan dari guru berupa Pr ini memastikan siswa mengisi waktu luang usai sekolah dengan hal-hal positif.

Lalu bagaimana bagus nya?. Menurutnya, ada dua strategi yang bisa digunakan agar perihal Pr ini bisa bawa manfaat positif bagi siswa, sebagaimana yang diharapkan. 

Pertama,  katanya, para pengajar mesti gak boleh menyamaratakan muridnya. Artinya ada yang perlu dikasi dan ada yang tidak. Guru mesti berani atau mesti  punya kemampuan memperlakukan murid berbeda-beda, meski dengan topik materi yang sama,"

"Sedangkan yang ke dua, jika memang guru menganggap perlu Pr untuk semua tanpa terkecuali, sia mesti mampu membuat murid mengerjakannya dengan ikhlas, penuh suka cita. Di situlah muncul istilah guru yang memotivasi.  Atau jika gak mampu, jangan beri PR sama sekali," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved