Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Melambat di Akhir 2018
Bank Indonesia melalui website resmi merilis Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat pada akhir Juli 2018.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Madrosid
Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bank Indonesia melalui website resmi merilis Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat pada akhir Juli 2018.
ULN Indonesia pada akhir Juli 2018 tercatat sebesar 358,0 miliar dolar AS, terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 180,8 miliar dolar AS dan utang swasta termasuk BUMN sebesar 177,1 miliar dolar AS.
ULN Indonesia tumbuh 4,8 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan 5,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Melambatnya pertumbuhan ULN tersebut terutama disebabkan oleh ULN sektor pemerintah yang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca: Rapat Bersama Wali Kota Singkawang, Pengusaha DAM Segera Urus Perizinan
ULN pemerintah pada Juli 2018 tumbuh 4,1 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen (yoy).
Meskipun tumbuh melambat, namun posisi ULN pemerintah bulan Juli 2018 tercatat sebesar USD177,4 miliar, sedikit meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya.
Dijelaskan posisi ini karena adanya net penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, serta net pembelian SBN domestik oleh investor asing selama bulan Juli 2018. Pasca-kenaikan Fed Fund Rate pada pertengahan bulan Juni 2018, pasar keuangan mengarah pada level ekuilibrium baru dan investor asing kembali masuk ke pasar SBN domestik.
Pemerintah senantiasa melakukan monitoring kondisi pasar keuangan domestik dalam rangka menjaga stabilitas pasar SBN yang turut dipengaruhi faktor eksternal, di samping mengoptimalkan pemanfaatan pinjaman luar negeri untuk membiayai pembangunan di sektor yang bersifat produktif.
ULN swasta pada akhir Juli 2018 terutama dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), dan sektor pertambangan dan penggalian.
Baca: Tak Dapat Kendalikan Pasar, Utang Luar Negeri Indonesia Sudah Sampai Sebanyak Ini, Miris Lihatnya!
Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,7 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya.
Pertumbuhan ULN secara tahunan di keempat sektor tersebut tercatat meningkat pada Juli 2018, dengan peningkatan tertinggi pada sektor Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas (LGA) dan sektor Industri Pengolahan.
Perkembangan ULN Indonesia pada Juli 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Juli 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34 persen.
Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir Juli 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,4 persen dari total ULN.
Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Data lengkap mengenai ULN Indonesia terkini dan metadatanya dapat dilihat pada publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi September 2018 pada website Bank Indonesia. Publikasi ini juga dapat diakses melalui website Kementerian Keuangan.