DPRD Sambas Dukung Program Mengaji Sebelum Belajar Disdikbud
ia meminta agar program mengaji sebelum belajar tersebut bisa dilaksanakan bukan hanya di tingkat SD dan SMP saja
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS- Ketua komisi D DPRD Sambas, Supni Alatas mengatakan bahwa pihak DPRD Kabupaten Sambas sangat mendukung program pemerintah.
Untuk melaksanakan mengaji (Membaca Al-Qur'an) sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
"Sangat mendukung bahkan harus direalisasikan. Sebagai implementasi dari visi dan misi Bupati, terhadap Sambas Hebat dan Berakhlakul Karimah," ujarnya, Minggu (2/9/2018).
Baca: Launching Video Klip Yok Idup Sehat, Diskes Apresiasi Karya Kolaborasi Promkes Kalbar
Menurutnya, program tersebut memang sudah semestinya dilakukan dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Terutama dengan dimulai dari kalangan pelajar atau dimulai dari sekolah. Ia menambahkan, saat ini juga sudah banyak sekolah-sekolah di luar Kabupaten Sambas, dan di Kabupaten-kabupaten lainnya yang melaksanakan program yang sama.
Oleh karenanya, sudah selayaknya pemerintah Kabupaten Sambas juga bisa melaksanakan hal tersebut.
"Dan program tersebut (Mengaji sebelum belajar) harus dimulai dari pendidikan. Banyak sekolah-sekolah di Kabupaten-kabupaten lain yang melaksanakan program mengaji sebelum belajar bagi siswa SD dan SMP," tuturnya.
Baca: Begini Kesibukan Presiden Jokowi Jelang Closing Ceremony Asian Games 2018
Namun demikian, ia meminta agar program mengaji sebelum belajar tersebut bisa dilaksanakan bukan hanya di tingkat SD dan SMP saja.
Melainkan juga bisa di terapkan di kalangan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Hal itu dikarenakan, untuk melakukan pembinaan Akhlakul Karimah harus dilakukan secara menyeluruh. Kepada semua sekolah, termasuk SMA dan SMK.
"Tapi bagi kami, dikbud kabupaten harus koordinasi ke Provinsi (Dikbud Provinsi) untuk melakukan hal yang sama terhadap seluruh institusi pendidikan di Sambas termasuk juga SMA dan SMK," pintanya.
"Jangan pembinaan akhlakul karimah dilakukan parsial, Sepotong-sepotong," tutupnya.