Lewat Semangat Juang Guru, Big Strom Film Pontianak Raih Juara 2 se-Indonesia

Pada suatu ketika anak muridnya yang bernama Abdul menyampaikan pada Guru Ida keinginannya untuk melaksanakan upacara.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Foto bersama teman-teman Big Strom Film Pontianak 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak,  Ridhoino Kristo Sebastianus Melano

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Pendidikan saja belumlah cukup. Menjadi pintar saja belumlah cukup juga. Tanpa nasionalisme dan pengabdian pada nusa, bangsa dan negara, republik ini tak akan berdiri kokoh.

Seorang guru yang mempunyai semangat juang walau dengan keterbatasan, tetap semangat untuk memberikan ilmu kepada anak-anak muridnya yang tidak banyak.

Foto bersama teman-teman Big Strom Film Pontianak
Foto bersama teman-teman Big Strom Film Pontianak (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA)

Baca: KPU Singkawang Sebut Belum Ada Regulasi KPU RI Haruskan Caleg dari Ketua RT Mundur

Baca: Diskominfo Gelar Pelatihan Fotografi Bagi Pelajar Singkawang

Bahkan tak ada guru yang mau mengajar di sekolah tersebut, terkecuali Guru Ida dan kepala sekolah.

 Pada suatu ketika anak muridnya yang bernama Abdul menyampaikan pada Guru Ida keinginannya untuk melaksanakan upacara.

Foto bersama teman-teman Big Strom Film Pontianak
Foto bersama teman-teman Big Strom Film Pontianak (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA)

Abdul merupakan murid yang luar biasa. Gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, tak menyurutkan semangatnya untuk melakukan upacara.

Guru Ida lantas menyampaikan keinginan Abdul kepada kepala sekolah. Kepala sekolah awalnya tak menyetujui. Namun Guru Ida meyakinkan kepala sekolah bahwa pentingnya upacara.

Pada akhirnya Guru Ida berhasil meyakinkan kepala sekolah dan upacara dilaksanakan.

Cerita film pendek berjudul Guncang yang dibuat Big Strom Film Pontianak ini sukses menghantar mereka meraih juara 2 se-Indonesia lomba film pendek kemerdekaan Republik Indonesia ke-73.

"Dengan bersekolah tidaklah cukup tanpa ada jiwa nasionalisme," cerita Sutradara Film, Utin, Jumat (31/8/2018).

Utin menceritakan, saat itu, satu di antara temannya mengatakan bahwa Polnep Pontianak menggelar lomba film pendek.

Komunitasnya Big Strom Film Pontianak tertarik untuk mengikuti perlombaan. Bersama timnya, ia sempat merasa pesimis.

Segala hal yang serba dadakan dan penuh keterbatasan karena alat saja harus pinjam dengan teman membuat mereka melemah.

Namun rasa pesimis dilawan dengan membentuk tim dan menentukan ide cerita bersama.

Mengambil lokasi di sekolah Yayasan Hidayatul Muhsinin di Jalan Perdamaian, Kota Pontianak, proses syuting dilakukan selama 4 hari.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved