Pilpres 2019
Fahri Hamzah Sebut Ustadz Abdul Somad Sosok Langka dan Bernilai, Ini Alasannya
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, menyebut Ustadz Abdul Somad (UAS) adalah sosok yang langka.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, menyebut Ustadz Abdul Somad (UAS) adalah sosok yang langka.
Hal itu ia ungkapkan dalam cuitannya di akun Twitter miliknya, #KopiRevolusi, Sabtu (25/8/2018).
“UAS meletakkan dasar cara berpikir yang benar. Semoga Allah menjaga beliau dalam pikirannya yg lurus. Sebab itu yang paling mahal..sekaligus langka...,” tulis Fahri Hamzah.
Cuitan Fahri Hamzah itu untuk menanggapi mention yang dikirimkan pemilik akun Twitter, @silvi_riau.
Silvi mengunggah sebuah video wawancara Ustadz Abdul Somad terkait sikap politiknya di Pilpres.
Video Silvi itu, bersumber dari video yang diunggah akun Tafaqquh.
Baca: Kicauan Fahri Hamzah Soal Biaya Politik 2019, Sebut Sandi Uno Hingga KPK
Baca: Ustadz Abdul Somad Ingatkan Berhenti Lakukan Pencitraan, Ummat Sudah Cerdas!
Dalam video itu, Ustadz Abdul Somad mengatakan, saat ini umat sudah cerdas.
Mereka tahu mana yang benar-benar berbuat atau yang hanya sekadar pencitraan.
"Umat ini cerdas tak perlu dibohong-bohongi. Udahlah, capeklah kita pencitraan-pencitraan. Berhentilah," kata Ustadz Abdul Somad.
Video bermula saat rekan Ustadz Abdul Somad menanyakan apakah benar UAS masuk jurkam satu kelompok.
Pun apakah benar UAS mendukung kelompok lain.
"Yang ini katanya nomor sekian, tengok ni jurkam kelompok ini. Yang ini buat meme pula. Terima kasih Ustadz Somad sudah memihak calon ini," jawab UAS.
"Ana (saya) mau jadi apa? Masuk ini, masuk ini, Mau jadi apa? Paling-paling menteri, habis itu dubes. Kan cuman itu aja," kata Ustad Abdul Somad.
Baca: Heboh Gerakan #2019 GantiPresiden Sampai di Tanah Suci Mekkah, dari Stiker hingga Spanduk
Baca: Idrus Marham Tersangka Korupsi Proyek PLTU 1 Riau, Cuitan Terakhir Sebut Presiden Jokowi
"Sedang wakil presiden aja ana tak mau," lanjutnya.
UAS kemudian menjelaskan, dirinya dan rekannya itu sama-sama sekolah di pesantren Darul Arafah.