Bandara Tertutup Asap, Lima Pesawat Holding di Udara

Sehingga karena jarak pandang yang kurang dari 800 meter, maka pihaknya mengeluarkan Notice To Airmen (NOTEM).

Penulis: Try Juliansyah | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Pantauan udara kabut asap yang kian buruk dari Sungai Kapuas, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (20/8/2018) pukul 06.00 WIB. Terbatasnya jarak pandang dapat membahayakan jalur transportasi air, selain itu dengan kondisi yang makin parah saat ini Pemerintah Kota Pontianak meliburkan seluruh aktivitas belajar mengajar di sekolah. 

Laporan Wartawan Tribunpontianak, Try Juliansyah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - GM AirNav Cabang Pontianak, Wahyudi Zufka mengatakan asap yang menyelimuti wilayah Kubu Raya memang baru hari ini yang menganggu penerbangan. Dimana menurutnya pemandu Instrumen Landing Sistem (ISL) yang dimiliki mampu memandu proses take off dan landing dengan jarak pandang minimum 800 meter.

"Kami sampaikan pada hari ini memang ada delay dan memngangu penerbangan dari jam 6 sampai jam 8 pagi. Saat kita open bahkan jarak pandang mencapai 300 meter sementara Pemandu instrumen landing sistem memungkinkan membantu pesawat dengan jarak pandangnya 800 meter," tuturnya.

Baca: Asap Tebal Mulai Ganggu Penerbangan di Bandara Supadio

Baca: Garuda Delay Tiga Penerbangan Hari Ini

Sehingga karena jarak pandang yang kurang dari 800 meter, maka pihaknya mengeluarkan Notice To Airmen (NOTEM).

"Karena jarak pandang kurang dari 800 meter maka kita menerbitkan notice to airmen mengenai kondisi di sino. Sehingga teman airlane dan bandara tempat asal bisa memberikan keputusan dini untuk penerbangan yang akan ke sini," tuturnya.

Akibat dari terganggunya karena asap tersebut diakuinya lima pesawat menuju ke bandara Supadio terpaksa holding di udara.

"Lima pesawat yang holding di udara tersebut diantaranya City link dari Surabaya holdingnya sekitar 1 jam, kemduian Garuda dari Jakarta juga sekitar 1 jam. Pesawat Batik dari Jakarta sekitar 45 menitan, Lion dari Bandung juga sekitar 45 menit dan terkahir NamAir dari Yogyakarta sekitar 30 menit," ungkapnya.

Diakuinya untuk keputusan pesawat holding di udara merupakan keputusan dari maskapai dan pilot pesawat tersebut.

"Keputusan holding itu dari maskapainya dan pilot karena mereka yang mengetahui jumlah bahan bakar yang tersedia apakah bisa holding atau tidak. Jika pun tidak bisa holding di udara biasanya akan mendarat di bandara lain yang terdekat," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved