KMP Bandeng Tenggelam di Perairan Maluku Utara, Begini Kesaksian Korban Selamat

Dia lalu menceritakan kronologis detik-detik tenggelamnya feri yang membawa 51 penumpang dan ABK serta 12 kendaraan truk tersebut.

Editor: Dhita Mutiasari
zoom-inlihat foto KMP Bandeng Tenggelam di Perairan Maluku Utara, Begini Kesaksian Korban Selamat
Ilustrasi
Kapal Tenggelam

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID  - Kecelakaan laut kembali terjadi di perairan Indonesia. Kali ini KMP Bandeng karam di perairan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara, pada hari Rabu (15/8/2018).

45 orang berhasil diselamatkan dan 6 orang masih dalam pencarian tim SAR gabungan.

Satu diantara penumpang, Marko (48) sudah terlihat segar meski masih sedikit trauma ketika ditemui di RSUD Chasan Boesoerie Ternate, Kamis (16/8/2018) pagi tadi.

Baca: Manajemen Evaluasi Persipon Usai 4 Kekalahan Beruntun

Baca: Aura Kasih Kepergok Mesra Bersama Bule di Depan Umum, Lihat Dech Posisi Tangan Mereka!

Marko, warga asal Bitung, Sulawesi Utara itu merupakan satu dari 46 penumpang dan ABK yang berhasil diselamatkan atas tenggelamnya kapal feri KMP Bandeng di perairan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Rabu (15/8/2018).

Dalam peristiwa itu dia sempat terapung-apung selama kurang lebih 14 jam di laut hingga akhirnya dievakuasi kapal nelayan ke Desa Baja, Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara.

Baca: Dikabarkan 6 Tahun Lawan Meningitis, Begini Kabar Terakhir Bassist Armada

Baca: Jelang Hadapi Laos, Satu Pemain Timnas U-23 Indonesia Dilarikan ke Rumah Sakit

Dia lalu menceritakan kronologis detik-detik tenggelamnya feri yang membawa 51 penumpang dan ABK serta 12 kendaraan truk tersebut.

Menurut Marko, saat itu, Selasa (14/8/2018) sekitar pukul 22.00 Wit, kapal feri berangkat dari pelabuhan feri Tobelo, Halmahera Utara menuju Bitung.

Hari itu, cuaca dalam keadaan baik. Namun keesokan harinya, kapal mulai dihantam ombak setinggi 2-3 meter di sekitar perairan Loloda Kepulauan.

Begitu dihantam ombak terus-terusan, ada peringatan dari ABK kapal agar seluruh penumpang menggunakan jaket pelampung.

“Mungkin karena ombak tinggi kemudian kapal balik, nah balik ini sekitar satu jam kemudian akhirnya dihantam ombak hingga tenggelam,” kata sopir mobil truk itu.

Kapal itu, sambung dia, tenggelam karena air laut masuk dikarenakan posisi kapal yang sudah miring.

“Jadi mobil-mobil truk besar yang muat kopra dan kondisinya tidak stabil lagi, goyang ke kanan ke kiri, kemudian depan belakang hingga membuat kapal miring dan air laut masuk hingga tenggelam,” ungkap Marko.

Namun sebelum seluruh badan kapal tenggelam, ada peringatan dari pihak kapal bahwa kapal dan seluruh penumpang harus siaga.

“Jadi begitu kapal miring, semuanya dalam posisi siaga. Saat itu sekoci dan liferaft sudah dibuang ke laut. Begitu kapal betul-betul tenggelam, semua penumpang langsung lompat ke laut menuju sekoci dan liferaft tadi,” kata Marko.

“Sebelum itu juga sempat membantu teman-teman penumpang lain berenang ke liferaft, sedangkan feri beserta seluruh muatannya tenggelam ke dasar,” tambah Marko.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved