Gelar Kampanye Publik, HCC Ajak Masyarakat Pontianak Suarakan Lawan Hoaks
Bentuk komitmen sudah jelas untuk melawan hoaks. Komitmen itu tidak abu-abu. Komitmen itu ya atau tidak saja
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Hoax Crisis Center (HCC) Kalimantan Barat menggelar kampanye publik anti hoaks di arena Car Free Day (CFD), Jalan Ahmad Yani 1 Pontianak, Minggu (22/7/2018).
Kampanye berpusat di depan Masjid Raya Mujahidin itu dihadiri oleh lebih dari puluhan ragam komunitas di Kota Pontianak, khususnya kaum milenial.
Tidak hanya ratusan anggota komunitas, kampanye turut dihadiri oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Barat Anthony Sebastian Runtu, Aster Kodam XII/Tanjungpura Kolonel Aranut Jamaah, Kapendam XII/Tanjungpura Letkol Inf Aulia Fahmi Dalimunthe, Ketua Pembina Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Pontianak sekaligus Pengamat Sosial Pontianak Syarifah Ema Rahmaniah, Ketua Komunitas Peduli Informasi (KOPI) Kalbar M Ainul Yakin dan pejabat pemerintah lainnya.
Kampanye juga dihadiri unsur Polresta Pontianak, Panwaslu Kota Pontianak dan lainnya. Masyarakat Kota Pontianak yang berolahraga dan lalu lalang ikut memeriahkan kampanye di kawasan CFD. Kampanye publik anti hoaks berlangsung meriah lantaran diisi oleh pertunjukan teater dari Sanggar Anak Budaya.
Selain membagikan pin kepada masyarakat dan orasi, komitmen melawan hoaks secara bersama-sama disimboliskan dengan pemasangan pin anti hoaks HCC.
Baca: Traktir Rafathar Belanja Mainan Seharga Rp 1 Juta, Raffi Ahmad Kaget Lihat Isi Dompet Bowo
Baca: Hari Ini, KPU Gelar Rapat Pleno Terbuka Pemilu 2019
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Barat Anthony Sebastian Runtu menegaskan untuk melawan hoaks diperlukan komitmen yang jelas.
“Bentuk komitmen sudah jelas untuk melawan hoaks. Komitmen itu tidak abu-abu. Komitmen itu ya atau tidak saja,” ungkapnya.
Ia memberikan apresiasi terhadap kampanye publik yang digagas oleh HCC. Ia berharap jangan sampai deklarasi anti hoaks hanya seremonial saja.
“Kegiatan seperti ini harus berlanjut. Harus tetap kita lanjutkan. Kita harus menyelamatkan generasi Kalbar. Kita harus ingat bahwa Kalbar sudah penuh dengan warna-warni persoalan masa lalu. Kita tidak ingin itu terulang kembali. Kita harus menatap masa depan,” timpalnya.
Baca: Tingkatkan Kedisiplinan dan Profesionalisme, Jajaran Kejari Ketapang Gelar Beragam Kegiatan
Kendati Kalbar sempat masuk daerah rawan Pilkada, namun ia memberikan apresiasi kepada semua komponen masyarakat Kalbar yang punya kesadaran menjaga keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kita akan masuk kepada Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif Tahun 2019. Jangan sampai karena kepentingan pribadi dan golongan, Pilkada jadi sumber utama dan penyulut terjadi perpecahan, khususnya melalui hoaks,” imbuhnya.
Anthony mengakui jumlah hoaks yang beredar di media sosial begitu banyak setiap harinya. Saat ini, masih dijumpai perkembangan hoaks didukung oleh kebiasaan masyarakat selaku pengguna media sosial yang lebih suka mencari sensasi berita.
“Kebanyakan kita kalau itu berita positif dilewati. Berita besifat hoaks itu sensasional dan jadi komoditas pencarian orang. Hoaks ini bisa diorder,” jelasnya.
Ia mengingatkan bahaya berita bohong jika disampaikan dan diterima terus-menerus, maka akan membuat orang yang menerima percaya.
