Singgung Piagam Madinah, Gatot Nurmantyo Ingatkan Pihak Yang Sudutkan Ulama
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, berorasi di hadapan jamaah di Sumatera Utara, 23 Juni 2018.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, berorasi di hadapan jamaah di Sumatera Utara, 23 Juni 2018.
Momen tersebut, ia unggah di akun Instagram miliknya, @nurmantyo_gatot, 4 Juli 2018.
Ia berdiri dengan diapit Ustaz Abdul Somad di sebelah kiri dan Ustaz Zulkarnaen di sebelah kanan.
“Ini yang perlu saya ingatkan. Jadi TNI adalah anak kandung rakyat dan Pancasila. Pancasila dan landasan negara, itu adalah hadiah umat Islam, sebagai jalan tengah,” tegas Gatot.
Baca: Sebut Dirinya Bakal Ditangkap, Pernyataan Mantan Panglima Gatot Hebohkan Publik
Baca: Simak Penjelasan Kemendagri Terkait Lulusan IPDN Di Perbatasan
“Saya ulangi, Pancasila dan fondasi negara ini yaitu pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah hadiah umat Islam sebagai jalan tengah. Meniru pada Piagam Madinah. Merangkum semuanya, kaum quraisy pun dirangkul di Madinah,” paparnya.
Ia menegaskan di Indonesia, agama Kristen, Islam, Hindu, Katholik, Budha dilindungi.
Tidak pernah diapa-apakan. Hal itu menurutnya karena Islam adalah Rahmatan Lil Alamin, Rahmat bagi alam bukan cuman manusia.
“Maka, saya ingatkan, umat Islam dan para ulama menjaga bangunan ini, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia karena yang membentukpun umat Islam,” kata Gatot.
Baca: Berdiri di Sisi Ustaz Abdul Somad, Gatot Nurmantyo: Urat Takut Saya Sudah Habis!
Baca: Zaskia Adya Mecca Tak Percaya Pengasuh Anak, Ini Penyebabnya
“Jangan tuduh umat Islam yang akan merusak! Ga mungkin! Ia membangun, kok merusak? Tidak mungkin,” ujarnya.
Ia pun mengingatkan pihak-pihak yang selama ini mencoba menyudutkan para ulama.
“Maka sejak awal, saya sinis, saya tidak suka bagi siapapun kalangan yang menyudutkan, yang mengatakan ulama radikal, kriminal ulama, itu tidak benar,” katanya.
Gatot pun punya alasannya sendiri.
“Mana mungkin dia yang membangun, dia akan merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak mungkin. Maka jangan coba-coba mengadu domba, jangan coba-coba mengobok-obok, pasti akan bangkit,” ucapnya.