BPBD Tetapkan Kabupaten Sanggau Berstatus Siaga Satu Darurat, Ini Arahan TTA Nyarong

Nyarong menjelaskan bahwa pihaknya telah menetapkan Kabupaten Sanggau dengan status siaga satu darurat.//

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ HENDRI CHORNELIUS
Kepala BPBD Provinsi Kalbar, Drs TTA Nyarong saat menyampaikan sambutanya diacara fasilatasi pembentukan dan pemahaman kelompok masyarakat (Pokmas) peduli bencana oleh BPBD Kabupaten Sanggau di aula Hotel Syafira Sanggau, Rabu (18/7/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala BPBD Provinsi Kalbar, Drs TTA Nyarong menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan BPBD Kabupaten Sanggau yakni fasilatasi pembentukan dan pemahaman kelompok masyarakat (Pokmas) peduli bencana yang berlangsung di aula Hotel Syafira Sanggau, Rabu (18/7).

“Kegiatan ini memang sudah lama kita rencanakan dan saya bersyukur pak Vicky sebagai Kepala BPBD bisa menganggarkan kegiatan ini untuk membentuk kelompok masyarakat yang berada di tiga Desa di Kecamatan Jangkang karena Desa ini berpotensi tinggi terjadinya Karhutla, ” katanya diacara fasilatasi pembentukan dan pemahaman kelompok masyarakat (Pokmas) peduli bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau di aula Hotel Syafira Sanggau, Rabu (18/7/2018).

Baca: BPBD Sanggau Gelar Fasilitasi Pembentukan Pokmas Peduli Bencana

Baca: PAN Sanggau Target 5 Kursi DPRD Sanggau

Disinggung terkait langkah dari BPBD dalam penanggulangan bencana, Nyarong menjelaskan bahwa pihaknya telah menetapkan Kabupaten Sanggau dengan status siaga satu darurat.

“Tinggal sekarang langkah kita dengan kegiatan seperti ini. Masyarakat yang di Desa nya ada lahan gambut kita berikan pelatihan dan penyuluhan, ketika ada fire spoot atau titik api sehingga bisa dilakukan pemadaman dini jangan sampai apinya lebih besar. Kalau daerah yang sulit dijangkau kita gunakan helikopter, ” tegasnya.

Untuk itulah, Nyarong meminta kepada para relawan agar bertindak cepat dalam menangani Karhutla.
“Kalau terjadi kebakaran jangan sampai orang tua yang sakit. Ibu hamil tidak segera di evakuasi, intinya jangan sampai ada yang meninggal dunia di desa yang dipetakan terjadi kebakaran, ” pungkasnya.  

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved