Tanggapi Petisi Ormas Kalbar, Pengamat Sosial Untan Tegaskan Kedamaian Tujuan Awal Bermasyarakat
“Dalam Pilkada itu ada konsep persaingan dan lain sebagainya. Namun, menurut saya setelah tahapan pencoblosan itu sudah lewat,” ungkapnya
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawwan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Pengamat Sosial Untan, DR Sabran Ahyar menegaskan kedamaian merupakan tujuan awal kehidupan bermasyarakat. Ia menambahkan sudah selayaknya semua pihak menghilangkan stigma-stigma negatif sebelum maupun sesudah Pilkada.
“Dalam Pilkada itu ada konsep persaingan dan lain sebagainya. Namun, menurut saya setelah tahapan pencoblosan itu sudah lewat,” ungkapnya saat dihubungi Tribun Pontianak via seluler, Senin (2/7/2018).
Baca: Security Ditemukan Tak Bernyawa di Pos Jaga Sekolah, Ini Keterangan Polresta Pontianak
Baca: 9 Warga Diduga Keracunan Makanan, Dewan Minta Dinas Terkait Lakukan Hal Ini
Baca: Dugaan Website KPU diretas, Begini Tanggapan Pengurus PDI Perjungan Kalbar
Paling terpenting adalah bagaimana kita harus menghargai hasil demokrasi yang dilaksanakan oleh masyarakat Kalbar. Pilkada yang sudah berlangsung begitu bagus ini harus dihormati.
“Kedamaian sangat diperlukan karena suatu modal atau usaha pembangunan agar Kalbar lebih sejahtera ke depan,” imbuhnya.
Perbedaan pilihan yang sempat terjadi saat Pilkada, kata Sabran, selepas Pilkada harus dihilangkan dan semua harus bersatu kembali.
“Konsep bersatu kembali itu adalah bagaimana kondusifitas di daerah Kalbar ini bisa terwujud,” katanya.
Sabran menambahkan kita tidak hanya bisa mengandalkan aparat penegak hukum atau keamanan saja dalam mewujudkan kondisi yang aman dan tertib. Namun, kesadaran masyarakat Kalbar untuk membangun dan menjaga ketertiban di Kalbar juga sangat diperlukan.
“Kita harus mengutamakan kepentingan daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang perlu kita pelihara dan teruskan kedamaian itu. Kita tidak usah mengulang sejarah kelam. Jangan sampai di Kalbar ini terjadi hal-hal merugikan daerah sendiri nantinya,” harapnya.
Semua pihak harus memandang Kalbar ke depan. Hal ini agar Kalbar bisa sejajar dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
“Kalau misal konflik terus, nanti Kalbar bisa ketinggalan dan tidak bisa menyamakan dengan kemajuan daerah lain,” timpalnya.
Menurut dia, organisasi sosial kemasyarakatan yang ada di Kalbar sangat mementingkan kepentingan umum. Namun, permasalahan ketersinggungan yang lebih panas itu terkadang terjadi di masyarakat akar rumput atau grassroot.
Untuk itu, peran-peran dari organisasi sosial kemasyarakatan, tokoh agama dan tokoh lainnya harus dioptimalkan untuk mengimbau hasil keputusan yang sebelum Pilkada sudah disepakati.
“Bahwa dalam pelaksanaan Pilkada di Kalbar semua sepakat mewujudkan Pilkada damai. Ini harus kita kedepankan dan konsekuensi menjalankan apa yang kita putuskan hingga pada masyarakat bawah. Ormas yang ada harus menentramkan pendukungnya dan menunggu keputusan-keputusan yang akan dikeluarkan tanggal 9 Juli oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),” imbaunya.
Ia mengatakan harus ada jiwa besar tokoh-tokoh yang tergabung dalam ormas untuk turun ke lapangan menyikapi hal-hal mengarah ke negatif yang tidak dibenarkan.