Sejak 1983-an, Pepohonan di Arboretum Sylva Untan Ada yang Berusia Hampir Setengah Abad
Pepohonan rindang di kawasan Areal Pelestarian Plasma Nutfah (Arboretum) Sylva Untan bukanlah pohon liar yang tumbuh dengan sendirinya.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pepohonan rindang di kawasan Areal Pelestarian Plasma Nutfah (Arboretum) Sylva Untan bukanlah pohon liar yang tumbuh dengan sendirinya.
Namun, tumbuh lewat sebuah proses dalam tempo waktu panjang dan sebuah upaya yang direncanakan.
Setidaknya, demikianlah yang diceritakan Heriansyah (24). Mahasiswa semester 8 Fakultas Kehutanan (Fahutan) Untan, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Pengelola Arboretum (KPA) di 2017 lalu.
"Arboretum ini dikelola sejak 1983. Jadi, sejarahnya sudah cukup panjang," ujarnya,saat dijumpai, Jumat (22/06/2018).
Baca: Herbarium Pusat Kultur Jaringan, dan Visi Besar di Arboretum Sylva Untan
Ia menceritakan, kawasan Arboretum Sylva Untan yang punya total luas 3,2 hektan-an ini, awalnya merupakan lahan pertanian. Semenjak diputuskan untuk dijadikan kawasan Arboretum, lalu dimulailan penanaman bibit plasma nutfah.
Termasuk di dalamnya adalah bibit pepohonan endemik Kalbar. Juga berbagai jenis tanaman yang punya keunikan tersendiri.
"Bibit tanaman endemik ini, biasanya dibawa oleh para senior untuk dikembangkan di tempat ini. Sampailah sekarang, dengan jumlah spesiesnya yang sudah ratusan jenis serta terbagi dalam sekitar 20 blok, A sampai T," sambungnya.
Dengan rentang waktu panjang itu, tak heran banyak pohon berukuran besar di kawasan ini. Satu di antaranya adalah pohon tertua di blok H, yang menurut usianya sudah nyaris setengah abad.
"Jenisnya pohon Pulai. Lokasinya di blok H, dan termasuk satu dari pohon tertua di kawasan ini," pungkasnya.