Curah Hujan Berkurang, Waspadai Potensi Munculnya Hotspot di Kalbar

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kondisi cuaca pada bulan Mei 2018 di Kalimantan Barat, secara umum didominasi dengan terjadinya hujan.

Berikut analisa Erika Mardiyanti, Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Kamis (31/5/2018).

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) kondisi masih terjadi hujan pada saat updating.

Hari tanpa hujan paling panjang adalah 1-5 hari (kategori sangat pendek).

Baca: Punya Langkah Jitu, Kapolres Pastikan Anggotanya Tak Terpapar Ideologi Terorisme

Banyaknya curah hujan pada bulan Mei 2018, juga disertai dengan terjadinya cuaca ekstrim berupa hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.

Akibat hujan lebat ini dilaporkan sudah terjadi genangan ataupun banjir di Kota Pontianak, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Melawi.

Angin kencang terjadi pada tanggal 1 Mei 2018 di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, dengan kecepatan angin maksimum tercatat 38 knot (sekitar 68,4 km/jam).

Akibat angin kencang ini, dilaporkan terjadinya beberapa pohon tumbang di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.

Kejadian petir, juga telah menyebabkan kerusakan alat elektronik milik warga di beberapa wilayah Kalimantan Barat.

Kondisi cuaca ekstrim pada bulan Mei 2018 terjadi karena adanya aktifitas awan cumulonimbus.

Banyaknya pertumbuhan awan Cumulonimbus ini, dipicu oleh adanya gangguan pola angin berupa perlambatan kecepatan angin, adanya garis pertemuan angin, dan juga adanya pola pusaran angin pada ketinggian 3.000 feet.

Baca: Raih Opini WTP Dari BPK, Simak Penjelasan Pj Gubernur Kalbar

Masih hangatnya suhu muka laut, serta kelembaban udara yang tinggi, turut mendukung pembentukan awan Cumulonimbus.

Kondisi curah hujan pada bulan Juni 2018, diperkirakan secara umum akan berkurang.

Dalam beberapa hari ke depan, diperkirakan kejadian hujan juga akan berkurang.