Banjir di Banyuke Hulu Hambat Siswa ke Sekolah

Satu siswa kelas X SMAN 2 Bengkayang, Jeri Irawan (17) tampak terhambat saat hendak berangkat menuju ke sekolahnya.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Rizky Zulham
TRIBUPONTIANAK.CO.ID/TITO RAMADHANI
Jeri Irawan (17) siswa kelas X SMAN 2 Bengkayang bersama ayahnya, Filipus (42), meminta bantuan warga setempat mengangkat sepeda motornya, agar dapat menyeberangi banjir di Dusun Medang, Desa Padang Pio, Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak, Senin (21/5) pagi. TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ TITO RAMADHANI 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Satu siswa kelas X SMAN 2 Bengkayang, Jeri Irawan (17) tampak terhambat saat hendak berangkat menuju ke sekolahnya.

Jeri berangkat ke sekolah diantar ayahnya, Filipus (42) dengan menggunakan sepeda motor.

"Saya warga Kampung Pengaok, Setiap pagi berangkat ke sekolah pukul 05.30 WIB, sampai ke sekolah pukul 06.45 di Bengkayang," ungkapnya saat tengah membuka seragam sekolahnya untuk kemudian dimasukkan ke dalam tas ranselnya.

Baca: Pontianak Terendam, Kadis PUPR: Bukan Banjir Tapi Genangan

Jeri menuturkan, luapan air hingga membanjiri jalan, baru kali ini membuatnya terhambat berangkat ke sekolah. Sebelum-sebelumnya, Jeri belum pernah mengalami.

"Kalau banjir seperti ini, baru kali ini yang menghambat ke sekolah. Kalau sampai seperti ini terhambat lah ke sekolah. Mana ulangan lagi hari ini," ujarnya.

Ayahnya, Filipus menambahkan, agar putranya dapat segera menuju ke sekolah untuk mengikuti ulangan, ia akhirnya memutuskan menggunakan jasa warga setempat untuk memikul sepeda motornya.

"Supaya bisa mengantar anak saya ke sekolah, jadi minta bantuan warga mengangkat sepeda motor lah. Untuk menyeberangkannya (sepeda motor) ke sana," sambungnya.

Baca: Pamer Foto Style Sambut Ramadan, Ashanty Banjir Cibiran! Seram Banget

Sebelumnya diberitakan, hujan yang turun sejak Minggu (20/5/2018) sore hingga Senin (21/5) subuh, menyebabkan aliran Sungai Banyuke meluap, hingga membanjiri jalan akses yang menghubungkan Kabupaten Landak-Kabupaten Bengkayang, di Dusun Medang, Desa Padang Pio, Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak, Senin (21/5) pagi.

Sejumlah siswa yang merupakan warga sekitar, tampak tak dapat berangkat menuju sekolahnya.

Jika pun ada yang bisa menuju sekolah, namun seragam abu-abu yang dikenakan para siswa, tampak basah saat melintasi banjir.

Begitu pula sejumlah kendaraan truk, tampak mengantri menunggu air yang membanjiri jalan, surut.

Sebagian kendaraan roda empat, terpaksa balik memutar arah.

Sedangkan bagi kendaraan roda dua, hanya ada dua pilihan.

Berbalik arah atau menggunakan jasa warga setempat memikul kendaraannya, untuk dapat melintasi banjir.

Pemilik motor, harus merogoh kocek untuk membayar jasa pikul sepeda motor di kawasan ini.

Ini lantaran, untuk mengangkut satu kendaraan roda dua, dibutuhkan tenaga sebanyak empat orang.

Warga akan memikul sepeda motor pengguna jalan yang melintas dan hendak melewati banjir, setelah ada kesepakatan tarif. Sehingga, pengendara tidak perlu untuk berbalik arah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved