Upacara Ngampar Bide Dalam Pekan Gawai Dayak ke-33

H-1 jelang pelaksanaan Pekan Gawai Dayak ke-33, digelar upacara adat ngampar bide di Rumah Radakng Pontianak pada Sabtu (19/05/2018)

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/BELLA
Penyerahan Tangkitn kepada Ketua Panitia dalam upacara adat ngampar bide di Rumah Radakng Pontianak pada Sabtu (19/05 /2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - H-1 jelang pelaksanaan Pekan Gawai Dayak ke-33, digelar upacara adat ngampar bide di Rumah Radakng Pontianak pada Sabtu (19/05/2018).

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Sekberkesda Joseph Oedillio Oendoen, Ketua Panitia Andreas Lani, para tamu undangan serta finalis Bujang Dara Gawai 2017.

Untuk upacara nyangahat dibawakan langsung oleh seorang panyangahatn yang berasal dari Sungai Ambawang Darwis.

Baca: Manfaatkan ke Hal Positif, Iza : Tak Mesti Stop Gunakan Medsos

Dalam sambutannya Lani menjelaskan mengenai makna dari upacara adat ngampar bide.

"Ngampar bide merupakan persiapan atau awal dimulainya sebuah pesta atau gawai, sebagaimana hari ini ngampar bide sebagai tanda dimulainya Pekan Gawai," terangnya.

Ia juga menjelaskan bahwa, semua yang dilakukan dalam upacara tersebut memiliki arti masing-masing.

Baca: 8 Fakta Unik Spongebob yang Nggak Banyak Orang Tahu, Dari Berat Patrick Hingga Krusty Krab

"Sebagaimana yang disampaikan Ketua Adat, semua miliki arti sebagaimana disampaikan. Misalnya tadi penyerahan Tangkitn (sejenis parang khas suku Dayak), Tangkitn menurut leluhur kita dipegang oleh para pemimpin. Ada dua jenis Tangkitn, yaitu Tangkitn laki (laki-laki) dengan ciri bercabang dipakai oleh pemimpin dan yang datar disebut Tangkitn bini (perempuan) yang dipakai oleh kaum perempuan," terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved