Ledakan Bom di Surabaya
'Mother of Satan' Julukan Bom Beruntun di Jawa Timur! Ledakannya Mengerikan
Serangan teroris di Barcelona dan ledakan bom di Manchester 2017 diduga juga disebabkan oleh ledakan Mother of Satan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Teror bom di Jawa Timur yang terjadi secara beruntun diduga kuat berasal dari satu jaringan yang sama.
Pasalnya, bom yang digunakan oleh pelaku memiliki kemiripan.
Dilansir dari TribunJatim, Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian, dari beberapa lokasi kejadian di tiga gereja dan Rusun Wonocolo, pelaku menggunakan bom pipa.
Bom jenis ini menggunakan bahan baku TATP yang akrab digunakan jaringan ISIS dan Irak.
Baca: Pihak Keluarga Tolak Jasad di Autopsi, Ini Penjelasan Polisi
Baca: Bocah 9 Tahun Selamat dari Ledakan, Apa Hubungannya dengan Dita, Pelaku Bom Gereja?
"Kelompok jaringan JAD Surabaya membuat bom dengan jenis bom pipa dengan bahan TATP. Bom ini dijuluki 'The Mother Of Satan'," kata Jenderal Polisi Tito Karnavian, Senin (14/5/2018).
Bom berjenis ini juga cenderung sensitif dengan getaran sebagai daya ledaknya.
Imbasnya, terjadi ledakan di Rusun Wonocolo yang memakan korban pelaku sendiri.
"Bom ini cukup sensitif, ada goncangan bisa meledak seperti yang terjadi di Rusun Wonocolo, yang bisa kita bilang senjata makan tuan," ujar Tito.
Apa itu Mother of Satan?
Mother of Satan adalah sebutan dari peroksida aseton yang berbahan baku triacetone triperoxide (TATP).
Dilansir dari The Sun, bom jenis ini dapat meledak jika terkena panas, gesekan atau goncangan.
Mother of Satan ditemukan pada tahun 1895 oleh Richard Wolffenstein.
Bahan peledak dari Mother of Satan berbentuk bubuk putih dan memiliki bau yang khas.
Mother of Satan juga tidak mengandung nitroten.
Bahan baku pembuatan Mother of Satan juga dapat diperoleh secara mudah di toko-toko bahan kimia.