PKPI Lolos Pemilu 2019, Pengamat : Perlu Bekarya Nyata
Pekerjaan KPU tentu terkait biayanya yang awalnya tidak terlalu besar sekarang pasti meningkat dengan adanya PKP Indonesia
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Politik Untan Dr H Ngusmanto mengucapkan selamatlah kepada PKP Indonesia lolos sebagai peserta Pemilu 2019. "Pertama, kita ucapkan selamat. Tentu ini menjadi yang menggembirakan bagi elit termasuk pengurus di Provinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia," terang Ngusmanto, Rabu (11/4/2018).
Kedua, ini juga kabar gembira sebagian warga negara Indonesia yang kebetulan belum tertampung aspirasinya dipartai-partai, kemudian berikutnya dengan muncul PKPI Indonesia sebagai partai diloloskan menambah pekerjaan pada KPU.
"Pekerjaan KPU tentu terkait biayanya yang awalnya tidak terlalu besar sekarang pasti meningkat dengan adanya PKP Indonesia," tambahnya.
(Baca: Andi Musa: Utamakan Pencegahan Agar Tak Terjadi Penyimpangan Dana Desa )
Tetapi negara demokrasi seperti Indonesia, multi etnik, budaya, dengan banyaknya tertampung aspirasi tentu hal yang bagus, namun untuk sehatnya demokrasi sepertinya di Indonesia ideal hanya sekitar 7-8 Parpol.
"Hal ini diperhitungkan jika suaranya menyebar, dan nanti tidak lolos threshould, dukungan DPR RI juga jadi persoalan, suaranya cukup banyak namun tidak bisa masuk ke senayan atau parlemen," tambahnya.
(Baca: Ada Tiga Resiko Dalam Pengelolaan Dana Desa, Ini Penjelasan BPKP )
Terus terang saja, mendirikan Parpol berjuang untuk Pileg dan sebagainnya jika serius memerlukan investasi yang besar, investasi besar hanya dimungkinkan misalnya diandalkan ketua umumnya, figurnya.
"Menurut saya akan sulit bagi PKP Indonesia mendapatkan suara tinggi, apalagi dalam kategori menengah. Kalau untuk Pilkada, secara elit mendiskusikan siap mendukung satu diantara calon bisa dilakukan, sekarang memang harus pengurusnya pandai memilih dan memperhitungkan siapa diantara kandidat berpeluang menang," jelasnya lagi.
Dengan perhitungan yang tepat, maka dampak positif diterima PKPI, tapi jika pilihan dan didukung kalah dalam pilkada juga berdampak kurang baik pada PKPI.
Sekarang warga negara sudah banyak yang cerdas, tidak mau janji partai dan yang diharapkan adalah bukti. Jika PKPI bekarya nyata pada masyarakat maka kehadiranya akan diperhitungkan oleh masyarakat.
Kalau untuk nomor partai akan otomatis setelah PBB yang terlebih dahulu lolos, dan begitu selanjutnya. Mengenai nomor tidak terlalu berpengaruh, namun yang berpengaruh adalah karya nyata, prestasi, investasi, dan kegiatan yang datang harus diisi oleh PKPI biar tidak numpang lewat.