Dewan Prihatin Masalah Kesehatan di Ketapang, Banyak Hal Dasar Belum Terpenuhi
Ia menilai mengenai masalah kesehatan di Ketapang saat ini masih banyak yang perlu dibenahi Pemkab Ketapang.
Penulis: Subandi | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Terkait banyaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ketapang yakni 150 kasus sejak Januari hingga Maret 2018.
Bahkan di antaranya ada seorang anak di Kota Ketapang meninggal terkena DBD tersebut.
Sedangkan kondisi alat kesehatan di Ketapang seperti pengontrol darah tak ada dan pemisah trombosit yang ada kondisinya rusak.
Sehingga pasien yang parah seperti korban meninggal itu harus dirujuk ke rumah sakit di Pontianak.
Baca: Parah! Nekat Curi Motor di Halaman Mapolresta Pontianak, Pria Ini Akhirnya Dihadiahi Timah Panas
Ketua DPRD Ketapang, Budi Mateus mengaku prihatin terhadap kondisi itu.
Ia meminta Pemerinatah Kabupaten (Pemkab) Ketapang menyikapi serius persoalan itu. Lantaran hal tersebut menurutnya menyangkut masalah dasar di masyarakat.
“Bahkan menyangkut masalah nyawa orang yang harus diselamatkan. Jadi kejadian seperti ini tidak pernah terulang lagi di Ketapang,” katanya kepada awak media di Ketapang, Rabu (11/4/2018).
Ia menilai mengenai masalah kesehatan di Ketapang saat ini masih banyak yang perlu dibenahi Pemkab Ketapang.
Semuanya itu tentu harus dibenahi sesegera mungkin karena kesehatan merupakan satu di antara prioritas utama pemerintah.
“Pada hal kesehatan menjadi prioritas utama Pemerintah Pusat. Artinya itu menjadi contoh dan harusnya juga menjadi prioritas utama di daerah termasuk Ketapang. Termasuk persoalan DBD yang dampaknya bisa merenggut nyawa penderitanya,” tegasnya.
Baca: Masyarakat Sosok Tumpah Ruah Sambut Kedatangan PH YO: Serukan Tidak Percaya Isu Provokasi
“Apalagi kemaren ada anak menderita DBD yang meninggal dunia. Kemudian ada anak menderita DBD harus dirujuk ke rumah sakit di Pontianak. Lantaran kondisinya kritis sedangkan alat trombosit di RSUD Agoesdjam Ketapang rusak,” lanjutnya.
Ia mengaku pernah berkomunikasi sama Direktur RSUD Agoesdjam secara langsung.